Liputan6.com, Jakarta - Identitas penembak di pangkalan militer Fort Hood, Texas, AS telah beredar di media. Ia disebut-sebut prajurit yang diidentifikasi sebagai Ivan Lopez.
Hal itu disampaikan oleh pejabat penegak hukum. Tapi Letnan Jenderal Mark Milley tidak mengidentifikasi lebih lanjut bahwa pelakunya adalah Lopez, pada konferensi pers Rabu 2 April malam.
Kendati demikian, Mark mengatakan penembak itu tiba di Fort Hood, di Killeen Texas, pada bulan Februari dari unit lain.
Mark menuturkan, diduga penembak itu menjalani pengobatan. Ia sedang menjalani pengobatan untuk depresi dan kecemasan, dan sedang dievaluasi untuk kemungkinan menderita gangguan stres pasca-trauma.
"Dia belum didiagnosis hari ini dengan PTSD (Post-traumatic stress disorder). Ia sedang menjalani proses diagnosis," kata Mark.
"Ada laporan bahwa ia dilaporkan mengalami cedera otak traumatis," lanjutnya.
Mark menambahkan, diduga pelaku dikirim bertugas di Irak selama 4 bulan pada 2011. Namun tak diketahui apakah ia mengalami luka saat bertugas.
Sumber-sumber penegak hukum mengatakan bahwa Lopez merupakan satu di antara 4 orang -- semua tentara-- yang tewas dalam insiden di pangkalan militer tersebut.
Setidaknya 16 anggota militer lainnya terluka dalam penembakan itu dan sedang dirawat di rumah sakit daerah. "Jelas, kita akan menggali latar belakangnya," urai Mark.
Mark juga mengungkapkan, dirinya akan melakukan pemeriksaan termasuk riwayat psikiatri tersangka dan pengalaman dalam pertempuran.
Menurut beberapa sumber, Lopez adalah tentara berstatus aktif dan menjabat sebagai sopir truk di Divisi Infanteri 1. Dia juga bertugas di pasukan Garda Nasional dari 1999 hingga 2010.
Ia menolak untuk membahas kemungkinan motif, meskipun ia mengatakan insiden itu diyakini tak terkait dengan terorisme.
Fort Hood adalah tempat penembakan massal pada 2009. Ketika itu psikiaterAngkatan Darat Mayor Nidal Hasan menewaskan 13 orang dan melukai 30 orang dengan senapannya. Dia dinyatakan bersalah dan divonis hukuman mati pada Agustus 2013. Saat ini dia masih berada di penjara militer di Fort Leavenworth, Kansas. (Yus Ariyanto)
Baca Juga:
Advertisement