Sukses

Tak Bisa Sebut Nama, Penderita Stroke Dilarang Naik Pesawat

Heidi yang tidak dapat berbicara setelah stroke, tidak diizinkan untuk naik ke pesawat. Saudarinya tak terima.

Liputan6.com, Los Angeles - Seorang wanita mengklaim petugas keamanan Bandara Internasional Los Angeles memperlakukan saudarinya dengan tidak sopan. Hanya karena saudarinya tak bisa menyebutkan nama, ia tak diperbolehkan naik ke pesawat untuk pulang ke rumah.

Seperti dimuat di News.com.au, Jumat (11/4/2014), Sherry Wright mengatakan, dia terkejut dengan perlakuan yang mereka terima di Bandara Internasional Los Angeles, di mana adiknya Heidi dijadwalkan terbang menuju Phoenix.

Masalah dimulai ketika Heidi, dihentikan oleh petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA). Alasannya, karena surat izin mengemudi -- yang jadi bukti identitas sebelum naik pesawat -- milik Heidi kedaluwarsa.

Heidi yang berada di kursi roda dan tidak dapat berbicara atau menulis setelah terserang stroke satu dekade yang lalu, tak bisa menjelaskan kepada petugas. Namun ia dipaksa untuk menjelaskannya.

Sherry mengklaim agen TSA kasar dan tidak peka, bersikeras memaksa Heidi bicara. Padahal, bagaimana mungkin Heidi bisa bicara.

"Aku menunjukkan ID-nya, dokumen pribadinya," kata Sherry. Tapi itu sia-sia. "Petugas itu memaksa adikku berbicara, dan aku tidak bisa percaya. Aku hanya berdiri di sana, menangis dan ingin mengatakan 'Kenapa Anda memaksa. Apapun yang kita lakukan, tak mungkin membuatnya bisa bicara'," ungkap Sherry.

Juru bicara TSA Nico Melendez mengatakan ke ABC7, menyesalkan insiden itu. "Saya pikir itu bisa ditangani secara berbeda oleh TSA. Mudah-mudahan ke depannya tak ada keluarga yang mengalami masalah seperti ini lagi," kata Melendez.

Akibat peristiwa itu, Heidi menuju Phoenix dengan perjalanan bus selama 8 jam. Dia juga telah mengajukan keluhan ke US Homeland Security. (Elin Yunita Kristanti)