Liputan6.com, Perth - Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang putus kontak sejak 8 Maret 2014 masih terus dilakukan. Namun harapan suatu hari pesawat yang membawa 239 orang itu akan ditemukan, tak pernah putus.
Salah satunya datang dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Sejak awal mengumumkan penemuan citra satelit diduga MH370 di Samudera Hindia bagian Selatan, ia selalu optimistis.
PM Abbott mengaku sangat yakin, sinyal yang terdeteksi di Samudera Hindia bagian selatan, berasal dari perekam data kotak hitam pesawat Boeing 777-200 ER -- yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014
"Area (Pencarian) dipersempit, berdasarkan serangkaian deteksi yang kami dapatkan. Sebagian bermanfaat dalam pencarian yang memakan jangka waktu yang panjang," kata PM Abbott seperti dilansir dari Time, Jumat (11/4/204).
"Namun demikian, kami sampai ke tahap di mana sinyal -- dari apa yang kami sangat yakin adalah black box MH370-- mulai memudar. Kami berharap untuk mendapatkan informasi sebanyak yang kami bisa, sebelum sinyal akhirnya menghilang," tambahnya.
Tim pencari kini berada dalam tahap krusial. Pasalnya, baterai kotak hitam pesawat dirancang bertahan selama 30 hari. Adapun pesawat MH370 milik Malaysia Airlines telah raib sejak 8 Maret lalu.
Sementara itu, Koordinator Pencarian Angus Houston menyatakan upaya pencarian kini berfokus pada tiga area. Dua area pertama terletak sejauh 2.390 kilometer sebelah barat laut Perth. Area terakhir, yang terletak 1.670 kilometer sebelah barat laut Perth, telah menghasilkan optimisme lebih besar.
Sebab area seluas 600 kilometer persegi itu dekat dengan lokasi sinyal-sinyal akustik yang ditangkap kapal Ocean Shield.
Di lokasi itulah lusinan pelampung sonar yang mampu menangkap suara hingga kedalaman 300 meter di bawah permukaan laut diturunkan.
MH370 lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing awal Maret 8, tapi menghilang dari radar setelah sekitar satu jam dan tampaknya jatuh di Samudera Hindia.