Liputan6.com, Kuala Lumpur - Seorang kru pesawat Malaysia Airlines MH370 diduga membuat panggilan dari ponsel ketika pesawat itu terbang rendah dekat Penang, Malaysia, tak lama sebelum pesawat itu dinyatakan hilang. Entah itu adalah sebuah peringatan atau ucapan selamat tinggal.
Hasil investigasi atas sumber panggilan mengarah ke telepon milik kopilot MH370 Fariq Abdul Hamid.
Dari pemberitaan New Straits Times, Minggu (13/4/2014), peneliti mencoba mengumpulkan data-data apa yang telah terjadi sebelum Boeing 777-22ER menghilang dari radar sekitar 200 mil laut (320 km) barat laut dari Penang pada 8 Maret.
Para peneliti menilai, wajar jika tertangkap panggilan dari pesawat yang terbang pada ketinggian yang cukup rendah. Karena sinyal pada ketinggian tersebut tertangkap menara telekomunikasi terdekat.
Meski panggilan tersebut berakhir tiba-tiba, sebelum kontak terhubung dengan stasiun telekomunikasi di negara bagian.
Walau dugaan orang yang melakukan panggilan itu diyakini adalah Fariq, namun belum dapat dipastikan. Sumber terpercaya memilih untuk tidak mengungkapkan rincian penyelidikan. Sumber di kepolisian juga masih berusaha menyelidiki.
"Menara telco (perusahaan telekomunikasi) menangkap panggilan tersebut. Mengapa panggilan terputus, itu mungkin karena pesawat bergerak cepat menjauh dari menara dan tidak berada di bawah cakupan sinyal berikutnya," jelas sumber tersebut.
Sumber itu juga mengungkapkan, komunikasi terakhir Fariq melalui aplikasi WhatsApp Messenger adalah sekitar pukul 23.30 pada tanggal 7 Maret. Tepat sebelum ia naik pesawat untuk penerbangan 6 jam ke Beijing.
New Straits Times menginformasikan, dari hasil pemeriksaan catatan telepon Fariq, diketahui orang terakhir yang ia ajak bicara adalah salah satu kontak tetapnya (nomor yang sering muncul di log teleponnya).
Menurut sumber lain yang juga terkait penyelidikan, yang juga memeriksa catatan terakhir telepon Fariq, diketahui koneksi ke ponsel telah terputus sebelum pesawat lepas landas.
"Ini biasanya merupakan hasil dari telepon yang dimatikan. Pada satu titik, ketika pesawat mengudara, antara waypoint Igari dan tempat dekat Penang (sesaat sebelum hilang dari radar), telepon ini berada pada posisi terhubung," jelas sumber kedua itu.
"Posisi terhubung tidak berarti melakukan panggilan. Hal ini juga bisa jadi akibat hasil dari telepon yang dinyalakan kembali," tambah sumber tersebut.
Penerbangan dengan awak 12 orang itu, lepas landas pada pukul 00.35. Pesawat jet itu hilang dari radar komersial sekitar 1 jam kemudian, ketika terbang di atas Laut Cina Selatan. Seharusnya pesawat mendarat di Beijing pada pukul 06.30 di hari yang sama.
Para ahli mengatakan, mungkin ponsel terhubung ke sebuah menara telekomunikasi di ketinggian 7.000 kaki.
Selain Fariq, catatan komunikasi milik kepala pramugari Goh Sock Lay melalui aplikasi WhatsApp juga diungkap. Pria berusia 45 tahun itu diketahui melakukan komunikasi terakhir melalui aplikasi tersebut pada pukul 23.30. Sementara pilot MH370, Kapten Zaharie Ahmad Shah melakukan kontak terakhir melalui aplikasi itu pada pukul 19.45, sekitar lima jam sebelum terbang.
Advertisement
Sebelumnya, keluarga penumpang asal China sempat dikagetkan oleh adanya panggilan telepon misterius setelah pesawat Malaysia Airlines Boeing 777-200ER hilang.
Belakangan terkuak panggilan telepon itu berasal dari nomor Amerika Serikat. Petinggi Malaysia Airlines Ignatius Ong Ming Choy mengatakan, perusahaan telekomunikasi yang diberi wewenang oleh pihaknya telah mengidentifikasi nomor tersebut. "Berasal dari Amerika Serikat," ujarnya, seperti dimuat Bernama, Jumat 14 Maret 2014.
Anggota keluarga salah satu korban itu mengaku mendapat panggilan telepon genggam, yang ia duga berasal dari penumpang pesawat yang raib. Mereka meminta aparat untuk melacak sinyal tersebut sebelum batere ponsel habis. [Baca Juga: Terkuak, Telepon Misterius yang Diterima Keluarga Penumpang MH370] (Yus Ariyanto)