Liputan6.com, Sydney - Pejabat Australia memimpin pencarian pesawat hilang milik Malaysia Airlines MH370 di Samudera Hindia bagian selatan pada Senin ini. Rencananya, untuk membantu perburuan pesawat kali ini akan dikerahkan sejumlah robot bawah air.
Dilansir dari Reuters, Senin (14/4/2014), tim pencari yakin tahu perkiraan posisi puing Boeing 777-200 ER itu, yakni sekitar 1.670 km sebelah barat laut dari Perth. Hal itu berdasarkan analisa dari sinyal yang tertangkap beberapa waktu lalu, yang diyakini berasal dari kotak hitam pesawat MH370.
Penggunaan robot bawah air karena diyakni baterai pada black box pesawat yang membawa 239 orang itu sudah mati. Karena masa aktifnya hanya 30 hari. Pesawat itu sudah hilang lebih dari 30 hari, sejak berangkat dari Bandara Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China pada 8 Maret 2014.
Jadi, media untuk pencarian lebih fokus akan segera beralih menggunakan sonar dan robot dengan kamera kecil yang dikenal sebagai autonomous underwater vehicle atau Bluefin 21. Sementara 2 kapal --salah satunya penangkap sinyal-- masih berselang melintasi zona di mana 4 sinyal atau 'ping' tertangkap.
"Autonomous underwater vehicle dikerahkan dalam upaya mempersempit daerah pencarian di bawah air," kata pejabat Australia dalam sebuah pernyataan, Minggu 13 April 2014.
Pencarian MH370 ini adalah operasi misterius yang paling sulit dan mahal dalam sejarah penerbangan.
"Mencoba untuk menemukan sesuatu pada 4,5 km di bawah permukaan laut, sekitar 1.000 km dari daratan, adalah tugas yang sangat besar. Dan kemungkinan akan berlanjut untuk waktu yang lama," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott pada akhir pekan lalu.
Data dari kotak hitam sebuah pesawat dari kokpit dan percakapan antara awak pesawat memang menjadi kunci utama untuk menguak misteri hilangnya pesawat MH370. Pesawat tersebut terbang ribuan kilometer menyimpang dari rute beberapa saat setelah lepas landas.
Sebelumnya, Angkatan Laut Amerika Serikat menyebar robot bernama towed pinger locator 25 atau alat khusus pencari kotak hitam pesawat MH370 di Samudera Hindia. Juru bicara pasukan khusus Angkatan Laut US Seventh Fleet Komandan William Marks mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai "tindakan pencegahan".
Baca Juga
(Shinta Sinaga)
Advertisement