Sukses

Polusi Udara di Asia Bikin AS Menderita

Polusi memperkuat badai yang terbentuk di atas Samudera Pasifik, yang memengaruhi sistem cuaca di bagian lain dunia.

Liputan6.com, California - Tak hanya membuat warganya sesak nafas, polusi udara di China dan sejumlah negara Asia lainnya berdampak jauh, hingga ke belahan lain dunia. Berdampak pada pola cuaca di seluruh Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) -- setengah dari permukaan planet manusia yang berada di utara garis khatulistiwa.

Para ilmuwan menemukan bahwa polusi memperkuat badai yang terbentuk di atas Samudera Pasifik, yang memengaruhi sistem cuaca di bagian lain dunia. Efeknya paling dirasakan saat musim dingin.

Studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).

Penulis Yuan Wang dari Jet Propulsion Laboratory di California Institute of Technology, Amerika Serikat, mengatakan, jangan pernah remehkan efek dari polusi terhadap sistem cuaca. "Efeknya sangat dramatis. Polusi membuat awan makin pekat dan lebih tinggi. Membuat curah hujan makin tinggi," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (15/4/2014).

Sebagian wilayah Asia memiliki tingkat polusi tertinggi di dunia. Ibukota China, Beijing, polusi udara sering mencapai tingkat yang berbahaya. Sementara, tingkat emisi di ibukota India, New Delhi melampaui batasan yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Bagaimana kaitan polusi dengan pola cuaca diketahui?



Para peneliti dari Amerika Serikat dan China menggunakan sejumlah model komputer untuk mengetahui efek polusi di Asia pada sistem cuaca.

Tim mengatakan, partikel polutan kecil tertiup ke bagian utara Samudera Pasifik, di mana mereka berinteraksi dengan tetesan air di udara.

Hal itu, kata para ilmuwan, membuat awan berkembang lebih padat, sehingga memicu badai yang lebih intens di atas samudera.

"Karena badai dari Pasifik menjadi komponen penting dalam sirkulasi (cuaca) umum global, dampak polusi Asia di jalur badai cenderung memengaruhi pola cuaca dari bagian lain dunia selama musim dingin, terutama daerah hilir seperti Amerika Utara," kata Dr Yuan Wang.

Mengomentari hasil studi, Professor Ellie Highwood, ahli fisika iklim dari University of Reading mengatakan, temuan para ilmuwan seharusnya membuka mata semua manusia.

"Kita menjadi makin sadar bahwa polusi di atmosfer bisa berdampak, baik secara lokal maupun berdampak ke bagian lain dunia," kata dia.

Ia melanjutkan, "Juga menggambarkan bahwa aerosol (partikel padat yang ada di udara) di atas Atlantik Utara mempengaruhi badai di atas Atlantik Utara, dan bahwa aerosol di atas wilayah monsun di Asia Selatan dapat mempengaruhi sirkulasi di seluruh dunia." (Yus Ariyanto)

Baca juga: Inggris Banjir Parah, Badan Meteorologi: Salahkan Indonesia! 

Video Terkini