Liputan6.com, New York - Kepolisian New York atau New York Police Department membubarkan program rahasianya yang didesain untuk menguping dan memata-matai umat Muslim di kota 'Big Apple' -- dengan dalih untuk mengidentifikasi potensi teror.
Unit yang melaksanakan program itu, Demographics Unit, sebelumnya mengirimkan para detektif berpakaian preman untuk menyimak pembicaraan dan mendata tempat-tempat yang sering dikunjungi pemeluk agama Islam.
Lembaga tersebut pernah menjadi subjek 2 tuntutan federal di masa lalu, dan memicu kemarahan dari kelompok-kelompok pembela hak-hak sipil. Juga membuat warga Muslim tak lagi percaya pada penegak hukum.
"Reformasi ini adalah langkah maju yang penting untuk meredakan ketegangan antara polisi dan masyarakat yang mereka layani, sehingga satuan kami dan warga bisa saling membantu satu sama lain membekuk penjahat sesungguhnya," kata Walikota New York City, Bill de Blasio dalam pernyataannya, seperti dimuat BBC, 15 April 2014.
'Perang Psikis'
Keputusan untuk menghentikan program tersebut dilaporkan dilakukan pimpinan kepolisian yang baru, William Bratton -- sebagai bagian dari penghentian praktik-praktik pengumpulan data intelijen di masa lalu, yang dihantui serangan teror 9/11.
Demographics Unit beroperasi sejak 2003 lalu, yang kemudian ganti nama menjadi Zone Assessment Unit, untuk mendata di mana biasanya umat Muslim bekerja, belanja, makan, atau beribadah.
"Demographics Unit justru menciptakan perang psikis dalam masyarakat," kata Linda Sarsour dari Arab American Association of New York kepada New York Times. "Dokumen-dokumen tersebut, menunjukkan tempat mereka (umat Muslim) tinggal," kata dia. "Seluruh hidup pemeluk Islam ada dalam peta-peta tersebut. Benar-benar mengacaukan jiwa masyarakat."
Sarsour bersama dengan beberapa pembela hukum menemui Kepala Kepolisian William Bratton dan pejabat polisi lainnya pekan lalu untuk membahas penutupan dari unit rahasia itu. Dan berhasil.
Para detektif dalam unit tersebut telah dipindahkan ke unit lain. Kepala New York Civil Liberties Union, Donna Lieberman, juga menyambut baik pembubaran tersebut.
"Agar polisi kembali pada komitmennya untuk mengejar terduga pelaku pidana, bukan warga New York yang tak bersalah," kata dia. (Yus Ariyanto)
Advertisement
Baca juga:
Terbongkar, Skandal Penipuan `Korban 9/11` Eks Polisi New York