Liputan6.com, Royan Saat merasakan jerat tali gantungan melingkari lehernya, Balal mengira ia segera akan menghembuskan nafas terakhirnya. Beberapa menit sebelumnya, penjaga mendorongnya menuju tiang gantungan di hadapan kerumunan banyak orang.
Balal adalah terpidana mati kasus pembunuhan. Pria berusia 20-an tahun itu menikam Abdollah Hosseinzadeh (18) di tengah tawuran di jalanan kota Royan di Provinsi Mazandaran. Sesuai hukum yang berlaku, Balal dihukum gantung. Keluarga korban berpartisipasi dalam eksekusi, dengan mendorong kursi tempatnya bertumpu.
Namun, yang terjadi kemudian amat jarang. Ibu korban tiba-tiba menghampirinya, menampar pipinya keras-keras, tapi memaafkan orang yang telah membunuh anaknya itu. Sementara, ayah korban melepas jerat yang melilit lehernya. Nyawa Balal tak jadi melayang.
Dari foto-foto yang diambil Arash Khamooshi, dari kantor berita semi-pemerintah, Isna menunjukkan ibu Balal memeluk ibu korban. Dua perempuan itu saling berpelukan dan menangis -- yang satu telah kehilangan anak, lainnya mendapatkan putranya kembali.
Ibu korban yang memberikan maafnya, memang wanita yang luar biasa. Sebab, bukan kali ini saja ia kehilangan putranya. Anaknya yang lebih muda, Amirhossein tewas dalam kecelakaan motor saat berusia 11 tahun.
"Anakku, Abdollah sedang jalan-jalan di pasar malam bersama teman-temannya, saat itulah Balal mendorongnya," kata ayah korban, Abdolghani Hosseinzadeh, seperti Liputan6.com kutip dari Guardian, Kamis (17/4/2014). "Anakku melawan dan menendang, tapi pembunuhnya mengeluarkan pisau dapur dari kaus kakinya dan menikamnya."
Namun, ayah korban berkesimpulan, Balal tak membunuh putranya dengan sengaja. "Ia tak tahu bagaimana menggunakan pisau. Ia masih naif."
Setelah kejadian, Balal melarikan diri namun kemudian ditangkap polisi. Butuh waktu 6 tahun persidangan hingga hakim mengeluarkan hukuman mati. Sebuah putusan yang memuaskan keluarga korban.
Namun, mengapa mereka lantas berubah pikiran dan memaafkan Balal?
Semua karena mimpi. "Tiga hari yang lalu istri saya melihat anak sulung saya dalam mimpi -- mengatakan bahwa mereka (ia dan adiknya) berada di tempat yang baik. Anak kami minta ibunya tak balas dendam. Ini menenangkan istri saya dan kami memutuskan untuk memberi pengampunan," kata Abdolghani.
Banyak tokoh masyarakat Iran, termasuk presenter olahraga populer, Adel Ferdosipour minta pasangan tersebut memaafkan si pembunuh.
Namun, meski telah dimaafkan, Balal belum tentu akan dibebaskan. Berdasarkan hukum Iran keluarga korban memiliki hak untuk menghentikan eksekusi mati, bukan menghapuskan pemidanaan. Hukuman penjara masih menanti.
Kisah lolos dari eksekusi mati juga dialami Alireza. Nyawanya tak melayang meski selama 12 menit lehernya terjerat tambang di tiang gantungan.
Informasi terbaru menyebut, Menteri Kehakiman Iran, Mostafa Pourmohammadi mengatakan, "tak perlu" menggantung kembali pria yang bertahan hidup meski telah dieksekusi mati. (Raden Trimutia Hatta)
Sesaat Sebelum Digantung, Balal Ditampar dan Dimaafkan Ibu Korban
Ibu korban tiba-tiba menghampirinya, menampar pipinya keras-keras, tapi memaafkan orang yang telah membunuh anaknya itu.
Advertisement