Sukses

Wasiat Terakhir Wakepsek Korban Kapal Sewol yang Bunuh Diri

Kang Min Kyu ditemukan tewas diduga gantung diri menggunakan ikat pinggang di sebuah pohon di Jindo. Ia merasa bersalah.

Liputan6.com, Seoul - Kang Min Kyu (52) adalah guru etika, mata pelajaran yang mencakup pertanggungjawaban moral. Itu mungkin yang mendasari keputusannya untuk mengakhiri nyawanya sendiri.

Wakil Kepala Sekolah Danwon High School, Ansan, itu adalah satu dari 174 orang yang berhasil diselamatkan dari Kapal Sewol yang tenggelam dalam pelayarannya menuju Pulau Jeju, Rabu 16 April 2014.

Dua hari setelah kejadian, ia ditemukan tewas, diduga gantung diri menggunakan ikat pinggang di sebuah pohon di Jindo. Dalam wasiatnya, Kang menyatakan kekecewaaannya karena ia bisa diselamatkan, sementara banyak muridnya tidak.

Pada dini hari yang dingin, Senin (21/4/2014) sekitar pukul 04.30, peti mati berisi jasad Kang dibawa ke pemakaman dalam gelap. Matahari belum lagi terbit.

Tak ada yang menggotong peti itu, keluarga dan pelayat berpakaian hitam berjalan membisu mengikuti mobil yang membawa keranda.

Anggota keluarga Kang: istri, 1 putra, dan 2 putri memakai hanbok (pakaian tradisional Korea) hitam perkabungan ikut ke dalam mobil, diiringi sejumlah kendaraan yang berbaris. Iring-iringan sempat memutari kompleks Danwon High School -- kunjungan terakhir Pak Wakepsek ke tempatnya mengajar -- sebelum menuju krematorium.

Jasad Kang ditemukan Jumat di salah satu bukit dekat gedung olahraga Jindo, di mana keluarga para korban Kapal Sewol yang cemas dan berduka ditempatkan. Kang menuju Jindo untuk memberikan dukungan pada para keluarga korban.

"Sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab atas keselamatan para murid, ia merasa sangat bersalah," kata seorang guru kepada media Korea, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Senin (21/4/2014).

Ketika sejumlah keluarga korban menyalahkannya atas tragedi yang terjadi, Pak Guru Kang merasa 'patah hati'.  

Isi Wasiat

Dalam wasiat terakhir yang dikonfirmasi polisi, Kang menyebut dirinya yang pynya ide untuk berwisata ke Pulau Jeju. Itu sebabnya ia merasa kematian para murid adalah kesalahannya.

Dari 300 lebih murid dan guru yang ikut dalam wisata ke Jeju, ratusan di antaranya masih hilang. Dalam pesan terakhirnya, Kang mengaku tak bisa hidup tanpa mengetahui nasib pasti murid-muridnya yang hingga kini masih berstatus hilang.

Ia juga menulis permintaan agar jasadnya dikremasi dan abunya disebarkan di lokasi tenggelamnya Sewol -- berharap tetap bisa menjadi guru dari murid-muridnya yang tewas. Di dunia lain.

Pemakaman Kang dihadiri sejumlah siswanya. Memakai seragam sekolah, mereka membungkuk di depan keluarga yang berduka.

"Dia adalah guru etika," kata murid bernama Choi Yoo Jung. "Menurutku, itu mengapa tragedi ini begitu berat baginya. Pak guru adalah orang baik."

Murid yang lain, Kim Hyun Soo berpendapat, tak sepatutnya Kang disalahkan atas apa yang terjadi pada Sewol.

Alih-alih dihujat, aksi bunuh diri Kang ditanggapi simpati warga Korea. Pesan duka membanjiri media sosial. "Guru Kang Min Kyu, beristirahatlah dalam damai. Berdoa bagi jiwa mereka yang telah meninggal," kicau @minifi_0309.

"Kami sangat menyesal... " kicau Kim Min Hyuk, murid senior di Danwon High School, yang men-tweet nama Wakepsek bersama dengan guru-guru lain yang tewas dalam tragedi.

Karangan bunga yang berada di ruang pemakaman menunjukkan, Kang yang menjadi pendidik selama lebih dari 20 tahun, adalah guru yang sangat dihormati. (Yus)