Sukses

Suara Bergetar Itu yang Pertama Kabarkan Kapal Sewol Karam

Salah satu informasi awal dari Kapal feri Sewol yang tenggelam di perairan Korea Selatan, datang dari telepon seorang anak.

Liputan6.com, Seoul - Salah satu informasi awal dari Kapal feri Sewol yang tenggelam di perairan Korea Selatan, datang dari telepon seorang anak yang ada dalam bahtera itu. Stasiun pemadam kebakaran setempat menerima panggilan tersebut pada pukul 8.52 pagi. Tepat tiga menit setelah feri terbalik.

Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/4/2014), panggilan itu kemudian diteruskan ke penjaga pantai dua menit kemudian. Lalu disebarkan ke sekitar 20 pemadam kebakaran.
 
"Suara panggilan pertama yang menginformasikan kapal Sewol tenggelam itu terdengar gemetar dan mendesak," kata seorang petugas pemadam kebakaran kepada MBC TV.

Butuh beberapa saat untuk mengidentifikasi kapal itu adalah Sewol. Sebab saat petugas stasiun pemadam kebakaran meminta bocah itu untuk memberikan telepon ke kapten, anak itu menjawab: "Apakah maksudmu guru?" Pengucapan kata-kata untuk 'kapten' dan 'guru' mirip dalam bahasa Korea.

Dari situ diyakini bahwa si penelepon adalah murid yang diduga dari Danwon High School. Salah satu dari 325 murid yang berada di Sewol.

Kala itu, Sewol sedang dalam perjalanan rutin dari pelabuhan Incheon ke pulau wisata Jeju.

Sebanyak 476 orang dilaporkan berada di atas feri seberat 8.625 ton itu. 339 di antaranya adalah murid dan guru yang sedang berdarma wisata.

Hingga Selasa ini, baru 174 orang telah diselamatkan dan sisanya semua diduga telah tenggelam. Sementara jumlah korban tewas yang terkonfirmasi adalah 104 jiwa.

Awak Kapal Penyelamat

Di balik hujatan pada 20 awak kapal yang selamat, ada seorang kru Sewol yang ternyata bersikap ksatria menyelamatkan penumpang. Dia adalah chief officer bernama Yang Dae - hong. Namun sayang, ia tewas dalam operasi penyelamatan itu.

Istri Yang, Ahn So- hyun pun menanggapi kritik bahwa awak feri telah meninggalkan kapal sebelum penumpang mereka.

"Suami saya sama sekali tidak berencana meninggalkan kapal. Kami menyatakan duka cita pada mereka yang telah kehilangan orang yang dicintai.." jelas Ahn.

Ahn juga merasa sedih seperti kerabat penumpang Sewol lainnya. Ia menceritakan bahwa sang suami sempat menghubunginya terakhir kali. Ketika pria berusia 44 tahun meneleponnnya, air mulai masuk di kapal itu.

"Kapal ini miring sekarang,"  kata Ahn menirukan ucapan suaminya yang menghubungi pada Rabu pukul 10.00 pagi waktu setempat. 90 Menit sebelum kapal terguling dan tenggelam. "Gunakan uang di bank untuk biaya sekolah," sambungya.

"Apa yang terjadi?" tanya Ahn bingung ketika itu. Sang suami hanya menjawab "saya tidak bisa bicara lama sekarang, saya harus pergi keluar dan membantu anak-anak".

"Itu adalah kata-kata terakhirnya," ungkap Ahn sedih.

Yang bukan satu-satunya anggota kru yang tewas saat mencoba menyelamatkan orang lain. Park Jee-young, pekerja di kafetaria itu juga membantu 20 siswa dari Danwon High School ketika kapal miring 45 derajat.

Ketika air mulai memasuki bagian dalam kapal, Park mengatakan kepada para siswa untuk mengabaikan perintah -- yang meminta mereka tetap tinggal -- dan melompat dari kapal. "Pergi ke lantai empat," desaknya. Tubuhnya ditemukan pada hari pertama operasi penyelamatan.

Nam Yun-cheol, guru berusia 36 tahun dari Danwon High School juga meninggal ketika mencoba untuk menyelamatkan murid-muridnya. Ketika kapal mulai tenggelam, Nam turun ke kabin untuk menjemput mereka.

"Saya melihat dia melemparkan jaket penyelamat. Itu terakhir kalinya ada orang melihatnya hidup-hidup, " kata seorang siswa yang tidak disebutkan namanya. Jenazahnya ditemukan pada Kamis pagi.

Sementara itu, Kim Gee - wong yang juga bekeja di kafetaria juga meninggal bersama pacarnya Jeong Hyun - seon yang berusia 27 tahun. Pasangan itu memadu cinta selama 4 tahun, padahal mereka berencana menikah tahun ini... (Elin Yunita Kristanti)

Video Terkini