Sukses

Obama ke Asia, Korut Tingkatkan Aktivitas Nuklir

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korut mengecam dan menyebut kedatangan Obama ke kawasan Asia tersebut berbahaya.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara dikabarkan meningkatkan aktivitasnya di pusat uji nuklir mereka. Hal itu dilakukan menjelang kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Jepang dan Korea Selatan pada 23-29 April 2014.

"(Kami) Saat ini mendeteksi sejumlah aktivitas di sekitar tempat uji coba nuklir Punggye-ri," demikian pengumuman juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel seperti dimuat BBC, Selasa (22/4/2014).

Dalam keterangan tersebut, Korsel mempertanyakan apakah aktivitas nuklir itu merupakan kejutan atau gertak sambal semata. Namun hal itu patut diwaspadai. "Uji coba nuklir kejutan atau hanya berpura-pura untuk menggelar uji coba nuklir," imbuh Kemenhan Korsel.

Atas adanya peningkatan aktivitas nuklir Korut, Kepala Staf Militer Gabungan Korsel membentuk satuan tugas khusus untuk memantau situasi tersebut, di samping melakukan pertemuan dengan Amerika Serikat dan Jepang.

Korut, sejauh ini, telah melakukan uji coba nuklir sebanyak 3 kali. Uji coba nuklir terbaru dilakukan pada Februari 2013 yang berujung pada ketegangan yang parah selama berbulan-bulan di semenanjung Korea.

Uji coba nuklir sebelumnya juga pernah dilakukan pada 2006 dan 2009. Semua uji coba tersebut berakibat pada dikenakannya sanksi PBB terhadap Pyongyang.

Akhir Maret 2014, Korut mengancam akan menciptakan 'bentuk baru' dari uji coba nuklir ini. Belum diketahui apa maksud dari 'bentuk baru' tersebut. Meskipun Pyongyang telah melakukan uji coba terhadap sejumlah perangkat nuklir, tapi diyakini mereka belum dapat meluncurkan misil.

Korut saat ini juga menyatakan keberatannya terkait kunjungan Obama ke Korsel dan Jepang. Korut mengatakan, kedatangan Presiden AS tersebut bisa meningkatkan ketegangan militer.

Seperti dimuat Kantor Berita KCNA, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korut mengecam dan menyebut kedatangan Obama ke kawasan Asia tersebut berbahaya.

"Kedatangan Obama merupakan perjalanan berbahaya yang hanya akan meningkatkan konfrontasi dan mengembalikan awan hitam perlombaan senjata di Semenanjung Korea," demikian pernyataan jubir tersebut.  (Yus Ariyanto)