Sukses

Korban Tewas Sewol 130, Pemilik Dituduh Lakukan Penggelapan

Lembaga investigasi tengah melakukan penyelidikan atas dugaan penyimpangan keuangan pemilik Sewol.

Liputan6.com, Seoul - Lembaga investigasi tengah melakukan penyelidikan atas dugaan penyimpangan keuangan, dari pemilik de facto dari Cheonghaejin Marine Co, operator feri Sewol yang kandas di perairan Korea Selatan pada 16 April 2014.

Seperti dimuat Korea Herald, Rabu (23/4/2014), menurut Layanan Pengawasan Keuangan dan Pelayanan Pajak Nasional (FSS), bagian utama penyelidikan adalah apakah Yoo Byung-eun  --mantan pemilik Semo Marine yang sudah bangkrut-- dan dua putranya terlibat dalam perdagangan gelap  mata uang asing atau penggelapan pajak ketika investasi di bidang properti di luar negeri.

Seorang pejabat FSS mengatakan, penyidik sedang menyelidiki nvestasi real estate Yoo,  Cheonghaejin Marine Co. dan perusahaan terkait.

"Pemberitahuan awal ke bank devisa adalah kewajiban hukum, ketika bisnis melakukan investasi melalui perdagangan mata uang asing. Pemberitahuan tersebut harus melibatkan tujuan investasi dan beberapa rincian," jelas pejabat itu.

Menurut pejabat tersebut, aset kolektif 13 usaha yang dimiliki Yoo di luar negeri mencapai US$ 158 juta atau sektiar 1.8 triliun pada akhir tahun 2013.

FSS yang berkoordinasi dengan Korea Customs Service untuk informasi tentang perdagangan valuta asing dari Yoo dan Cheonghaejin Marine Co. mempertimbangkan menyerahkan kasus ini ke pengadilan karena menemukan beberapa kejanggalan.

Sebelumnya, jaksa juga melarang keluarga pemilik Chonghaejin Marine Co. --tempat Sewol bernaung-- untuk meninggalkan Korea.

Larangan perjalanan ke luar negeri merupakan bagian dari penyelidikan terbaru. Selain itu juga diselidiki apakah renovasi kapal Sewol dan kurangnya  pendidikan keselamatan kepada awak memainkan peran dalam tenggelamnya kapal seberat 6.825 ton itu.

Sejauh ini, 44 eksekutif dan pemegang saham Chonghaejin Marine Co. dilarang meninggalkan negara itu. Termasuk CEO Kim Han - shik, pria berusia 72 tahun yang menghilang dari mata publik setelah konferensi pers terkait tenggelamnya Sewol.

Cheonghaejin Marine Co. didirikan pada tahun 1999 untuk menggantikan Semo Marine Co. yang bangkrut pada tahun 1997. Cheonghaejin Marine Co. mengakuisisi kapal dan aset lain yang dimiliki oleh Semo Marine Co. dan 2 putra Yoo menjadi pemilik Cheonghaejin melalui semacam petukaran saham.

Jumlah korban tewas dari kecelakaan feri di lepas pantai selatan negara itu bertambah, menjadi lebih dari 130 pada akhir pencarian yang dilakukan pada Selasa 22 April.

Jumlah mereka yang belum ditemukan lebih dari 180 orang, dari 476 penumpang di atas Sewol. Dengan 174 di antaranya telah diselamatkan.

325 di antara para penumpang itu adalah siswa Danwon High School di Ansan, Provinsi Gyeonggi yang akan berdarmawisata ke Pulau Jeju. 75 dari mereka telah diselamatkan.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini