Liputan6.com, Oklahoma - Narapidana di Oklahoma, Amerika Serikat Clayton Lockett (38 tahun) meronta-ronta selama sekitar 43 menit hingga menghembuskan napas terakhirnya. Pelaksanaan hukuman berupa suntik mati kepadanya mengalami kegagalan.
Clayton Lockett meronta-ronta di tempat berbaringnya sebelum akhirnya meninggal dunia akibat serangan jantung, setelah prosedur penyuntikan dimulai.
Lembaga Pemasyarakatan Oklahoma mengatakan, Clayton Lockett diberi suntikan yang terdiri dari kombinasi 3 bahan mematikan pada Selasa 29 April 2014 waktu setempat, seperti dikutip dari VoA Indonesia, Kamis (1/5/2014).
13 menit setelah penyuntikan, kemudian terpidana pemerkosa dan pembunuh itu mulai bernapas dengan berat dan mengatupkan mulutnya. Dokter lalu menghentikan proses eksekusi.
Para pejabat menurunkan tirai penutup ruangan supaya mereka tidak dapat menyaksikan apa yang sedang terjadi di ruang eksekusi. Para pejabat mengatakan, ada kegagalan pembuluh darah pada waktu eksekusi.
Baca Juga
Seperti yang disampaikan juru bicara State Corrections Department Jerry Massie dalam situs Reuters, pembuluh darahnya pecah. "Kami percaya obat-obatan tidak bekerja sebagai mestinya. Direktur memerintahkan penghentian eksekusi," kata Massie .
Advertisement
Gubernur Oklahoma Mary Fallin kini memerintahkan penangguhan eksekusi selama 14 hari bagi seorang terpidana hukuman mati lain bernama Charles Warner. Pria tersebut sebelumnya dijadwalkan akan dieksekusi 2 jam setelah Lockett.