Liputan6.com, Beijing - Teriakan histeris dan ungkapan kesal meluncur dari mulut para kerabat penumpang Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang juga belum ditemukan, sejak raib sesaat mengudara pada 8 Maret 2014.
Suasana Hotel Beijing kemarin pun menjadi semakin tak terkendali ketika mereka diberitahu pihak maskapai, bahwa pusat-pusat bantuan bagi keluarga yang menjadi titik pertemuan mereka sejak pesawat lenyap akan ditutup. Demikian seperti dilaporkan CNN, Jumat (2/5/2014).
Dengan ditutupnya pusat bantuan itu, artinya para kerabat penumpang MH370 harus pulang. Sebab tidak akan ada lagi briefing massal harian di Hotel Lido.
"Apa yang bisa kami perbuat?" teriak seorang kerabat sembari berlutut di hadapan polisi.
Baca Juga
Yang lain pun menyahut, "Siapa yang akan mencari keluarga kami?"
Advertisement
Sekitar dua - pertiga dari 239 penumpang penerbangan MH370 adalah warga negara China. Maka tak heran jika salah satu pusat bantuan didirikan di negeri itu. Selain di negeri asal maskapai MAS, Malaysia.
Dalam sebuah pernyataan kemarin, pihak MAS telah mengatakan bahwa mereka akan menutup semua pusat bantuan keluarga di seluruh dunia pada tanggal 7 Mei.
"Malaysia Airlines akan tetap berhubungan dengan pihak keluarga terkait update berita melalui telepon, pesan, Internet, dan pertemuan," jelas pihak MAS.
Meski menutup pusat bantuan tersebut, pihak MAS masih akan mendirikan pusat dukungan bagi keluarga penumpang.
"Dengan dukungan dari pemerintah Malaysia, pusat dukungan keluarga maskapai akan didirikan di Kuala Lumpur dan di Beijing. Rencana lebih rinci terkait dukungan dan layanan ini, lebih lanjut akan diinformasikan secara langsung kepada keluarga," demikian pernyataan dari CEO MAS, Ahmad Jauhari Yahya.
Sebelumnya, pemerintah Malaysia mengeluarkan laporan awal terkait hilangnya pesawat MH370, dalam pengarahan yang digelar di Hotel Lido.
Menurut kesaksian salah satu kerabat penumpang asal Amerika Philip Wood, Sarah Bajc di antara 500 orang pada pertemuan itu, pengarahan dimulai dengan pernyataan CEO MAS selama 7 menit dalam bahasa Inggris.
Sebagian besar kerabat tidak mengerti pesan itu, sampai terjemahan dalam bahasa China diucapkan.
"Saat itulah orang mulai gelisah," ucap Bajc.
Bajc pun memutuskan untuk meninggalkan ruangan, mengatakan situasu di dalam ruangan itu mulai merasa tegang.
"Aku bisa mendengar banyak orang berteriak. Beberapa petugas polisi yang berada di luar masuk, dan mereka mulai mengarahkan anggota keluarga itu keluar melalui pintu keluar yang terpisah," katanya kepada CNN "New Day".
"Keadaan menjadi lebih tenang ketika para pejabat China meneruskan pengarahan itu. Mengatakan akan memastikan keluarga bahwa pencarian akan diteruskan, dan bahwa mereka yang belum juga ditemukan tidak akan dilupakan," ucap kru CNN.
Kompensasi
Bajc mengatakan, kerabat China sebelumnya mengaku mereka tidak akan bisa mendapatkan update tepat waktu. Jika mereka dipulangkan dari pusat bantuan di Hotel Lido.
"Mereka sangat bingung, karena rata-rata anggota keluarga China akan dikirim pulang ke sebagian besar pedesaan. Di sana akses internet terbatas, dan mereka merasa semua lini komunikasi terputus jika hal itu dilakukan," kata Bajc kepada CNN.
Selain bakal memulangkan para kerabat penumpang dan menutup pusat bantuan, pihak MAS juga akan mulai membuat kompensasi awal untuk mereka. Guna membantu kebutuhan ekonomi saat ini.
Di bawah perjanjian internasional yang dikenal sebagai Konvensi Montreal, pihak maskapai harus membayar kerabat dari setiap penumpang meninggal dengan jumlah awal sekitar US $ 150 ribu menjadi US $ 175.000 atau dari Rp 1,7 miliar menjadi Rp 2,2 miliar.
Selain itu, kerabat korban juga masih dapat menuntut ganti rugi lebih lanjut. Kendati demikian, pihak maskapai ini tidak mengatakan berapa banyak uang muka untuk para kerabat penumpang MH370 yang akan mereka bagikan.
"Uang muka tersebut tidak akan mempengaruhi hak-hak berikutnya untuk mengklaim kompensasi sesuai dengan hukum pada tahap berikutnya, dan akan dihitung sebagai bagian dari kompensasi akhir," demikian dijelaskan pihak MAS dalam siaran pers tertanggal 2 Mei 2014.
Dalam laporan teranyar yang dirilis Pemerintah Malaysia ditemukan keganjilan. Fakta baru dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 kembali mengemuka.
MH370 Hilang dari radar Malaysia sejak pukul 1.21 waktu setempat, 8 Maret 2014 lalu. 17 Menit kemudian, pengontrol lalu lintas udara (ATC) di Vietnam Ho Chi Minh menginformasikan kehilangan si burung besi yang mengangkut 239 penumpang itu, yakni pukul 1.38 waktu setempat.
Pada kesempatan itu, pihak MAS juga telah merilis manifest kargo dan susunan tempat duduk pesawat. Namun tidak ada yang menyoroti di mana posisi MH370 saat ini.
Laporan setebal 5 halaman terkait MH370 yang disampaikan pihak MAS, seakan tak rinci. Pada insiden serupa yang menimpa Air France pada 2009, pihak maskapai tersebut membuat laporan awal sekitar 128 halaman. Tak Sebanding dengan jumlah yang dibuat pihak MAS.