Liputan6.com, Abuja - Lebih dari 200 anak perempuan diculik kelompok militan Boko Haram. Pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau mengancam akan menjual ratusan gadis tersebut sebagai budak.
Pemerintah Nigeria mengerahkan ribuan militer untuk mencari dan para pelajar putri tersebut. Kini keberadaan mereka sudah diketahui.
Gubernur Negara Bagian Borno, Nigeria, Kashim Shettima mengatakan pihaknya sudah mengetahui lokasi penyekapan ratusan bocah tersebut. Namun ia tak bisa membeberkannya dengan alasan demi penyelidikan.
Seperti dimuat BBC, Senin (12/5/2014), menurut Kashim, pemerintah menduga kuat bahwa para korban masih ada di Nigeria. Mereka belum diyakini dibawa melintasi perbatasan menuju Chad atau Kamerun.
Kashim mengakui informasi lokasi tersebut dari laporan militer yang melihat para korban. Namun tentara saat ini masih menyelidiki informasi itu.
Boko Haram menculik 200 anak perempuan pada awal Mei ini. Kelompok militan melakukan hal tersebut karena menurut mereka anak-anak Nigeria tidak boleh bersekolah dan harus menikah dini.
Boko Haram mulai berulah sejak 2009. Mereka kerap melancarkan serangan ke warga dalam upaya melawan rezim pemerintahan. Serangan Boko Haram tahun ini kerap terjadi di utara Nigeria yang mengakibatkan lebih dari 1.500 orang tewas.
Kekerasan sebagian besar terjadi pada 3 negara bagian Nigeria yang berada di timur laut, yakni Borno, Yobe dan Adamawa. Ketiga wilayah tersebut ditetapkan sebagai wilayah darurat pemberontakan sejak Mei 2013.
Selain di Nigeria, Boko Haram juga beraksi di Chad dan Kamerun.
Dunia Turun Tangan
Kasus penculikan 200 gadis oleh Boko Haram di Nigeria menuai simpati dari sejumlah negara besar dunia. Presiden Prancis Francois Hollande menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan khusus membahas operasi militer melawan Boko Haram.
"Kepada Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, saya mengusulkan untuk mengadakan pertemuan dengan negara-negara yang berbatasan dengan Nigeria," ujar Hollande dalam kunjungannya di Azerbaijan, seperti dimuat Reuters, 11 Mei.
"Bila sejumlah negara terkait setuju, pertemuan akan berlangsung Sabtu (17 Mei)," imbuh Hollande. Pertemuan puncak diharapkan akan dihadiri oleh kepala negara antara lain dari Nigeria, Benin, Kamerun, dan Chad.
Amerika Serikat telah mengirim tim militer, penegak hukum dan lembaga-pembaga lain guna membantu menemukan para siswi. Perdana Menteri Inggris David Cameron pun berjanji untuk membantu menemukan para korban.
"Kami akan berupaya sesuai kemampuan kami," kata David Cameron dalam acara talkshow BBC. (Ein)