Liputan6.com, Seoul - Setelah sempat tertunda beberapa kali akibat cuaca tak bersahabat, tim penyelamat akhirnya kembali melanjutkan operasi pencarian penumpang kapal feri Sewol yang masih hilang. Pencarian pada Senin pagi waktu setempat, fokus kepada 18 penumpang yang belum diketahui nasibnya.
Dikutip Liputan6.com dari media Korea Yonhap, Senin (19/5/2014), tim penyelam gabungan dari Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel), Coast Guard dan sipil telah kembali menyelami lokasi tenggelamnya Sewol di lepas pantai barat daya negara itu.
Baca Juga
Sejauh ini, 286 dari sekitar 476 orang di atas kapal seberat 6.825 ton yang tenggelam pada 16 April telah dikonfirmasi tewas. Jumlah korban hilang kini tinggal 18 orang.
Advertisement
Bersamaan dengan dimulainya kembali pencarian, para keluarga korban hilang Sewol di gymnasium dekat lokasi kapal karam di pulau barat daya Korsel Jindo, menonton pidato Presiden Park Geun-hye yang disiarkan televisi nasional.
Dalam pidato tersebut, Presiden Korsel Park Geun-hye menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban tenggelamnya kapal Sewol, yang mengakibatkan sekitar 286 orang tewas.
Sambil menitikkan air mata, wanita pemimpin Negeri Ginseng itu juga menyatakan bertanggung jawab atas lambannya petugas dalam mengevakuasi para penumpang. Ia juga mengutarakan rencana komprehensif untuk merombak sistem manajemen keselamatan nasional, termasuk membongkar tim penjaga pantai.
Namun tim penjaga pantai sendiri mengatakan akan melanjutkan operasi pencarian, dan melakukan yang terbaik untuk menemukan semua orang yang hilang. Terlepas dari reformasi struktural yang akan dilakukan pemerintah.
"Pencarian bagi mereka yang hilang akan dilanjutkan," kata perwakilan tim penyelam pemerintah, Ko Myung-seok. "122 penyelam siap untuk menyisir bagian dapur, kompartemen dan lorong-lorong di feri."
Rencana rereformasi Presiden Park Geun-hye menuai respons keras dari anggota keluarga yang hilang. Mereka marah terlebih Park akan menghapuskan lembaga polisi maritim. Menurut mereka, hal itu bisa berdampak negatif pada operasi penyelamatan sedang berlangsung.
Mereka pun engunjungi kantor kabupaten Jindo, untuk mengajukan protes dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, yang mengepalai pusat krisis pemerintahan. (Mut)