Sukses

Satelit Eropa Singkapkan Pelelehan Es Antartika

Pemanasan global menaikkan tinggi permukaan laut dengan cara pencairan tudung-tudung es utama dan dengan menghangatkan d memperluas samudera

Liputan6.com, Jakarta Pemanasan global berlangsung terus menerus secara perlahan. Namun, dalam beberapa tahun ini, fenomena seakan mengalami percepatan. Data-data hasil pengukuran satelit menjadi bukti hal tersebut seperti yang dilansir dari The Guardian, 19 Mei 2014.

Berdasarkan observasi satelit, Antartika (Kutub Selatan) sedang meluruhkan 160 miliar ton es menuju lautan, suatu angka yang setara dengan dua kali lipat dari angka beberapa tahun yang lalu.

Tersibaknya hal ini mengikuti pengumuman minggu lalu yaitu tentang mulai runtuhnya lapisan es di sisi barat Antartika yang tidak dapat dihentikan, walaupun perlu beberapa abad untuk meluruhkan semua es itu.

Pemanasan global menaikkan tinggi permukaan laut dengan cara pencairan tudung-tudung es utama dan dengan menghangatkan dan memperluas samudera. Hilangnya keseluruhan lapisan es di sisi barat Antartika itu nantinya akan menaikkan permukaan air laut hingga 4 meter lagi, sehingga menenggelamkan kawasan dataran rendah dan tepian pantai di seluruh dunia.

Data yang baru itu, yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, berasal dari satelit CryoSat-2 milik Badan Antariksa Eropa (European Space Agency—ESA) yang diluncurkan di tahun 2010.

Data itu menunjukkan bahwa kawasan barat Antartika merupakan tempat di mana 87% peluruhan itu terjadi, sedangkan Antartika timur dan semenanjung Antartika meluruhkan sisanya. Data yang dikumpulkan dari 2010 hingga 2013 itu kemudian dibandingkan dengan data dari tahun 2005 hingga 2010.

Satelit itu mengukur perubahan ketinggian es di sana yang bisa dikatakan melingkupi seluruh benua beku itu dan jauh lebih luas daripada pengukuran altimeter sebelumnya.

CryoSat-2 mengumpulkan data sejumlah lima kali lebih banyak daripada sebelumnya di kawasan-kawasan pantai penting di mana pelelehan es paling kerap terjadi dan mendapati bahwa gletser-gletser utama telah kehilangan ketinggian hingga beberapa meter setiap tahunnya. Pine Island, Thwaites dan Smith Glaciers di kawasan barat Antartika kehilangan ketinggian antara 4 hingga 8 meter setiap tahunnya.

“Bertambahnya penipisan yang kami deteksi di kawasan barat Antartika merupakan perkembangan yang mencemaskan,” kata Professor Andrew Shepherd dari University of Leeds. Ia memimpin penelitian itu. “Hal ini menambah bukti nyata akan adanya perubahan luar biasa sedang berlangsung di kawasan itu.”

Professor David Vaughan, dari British Antarctic Survey, yang tidak terlibat dengan penelitian itu, mengatakan, “Meningkatnya kontribusi Antartika kepada kenaikan permukaan air laut merupakan masalah global, dan kita perlu menggunakan semua cara yang tersedia untuk mengerti di mana dan seberapa banyak es telah meleleh. Dengan menggunakan beberapa kemajuan teknis yang sangat cerdas, (kelompok Shepherd) telah menghasilkan peta terbaik yang kita miliki tentang pelelehan es di Antartika.

Perkiraan kecepatan kenaikan permukaan laut global di masa depan dimulai dengan pengertian yang lengkap tentang perubahan-perubahan yang sedang terjadi sekarang terhadap selimut-selimut es itu—penelitian ini menempatkan kita di tempat yang seharusnya.” (Ein)