Liputan6.com, Jakarta - China mengecam Amerika Serikat (AS) terkait tuduhan pencurian data siber. Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengeluarkan rilis untuk mencari 5 pejabat militer China yang mereka nyatakan terlibat dalam kasus pembajakan dan pencurian data perekonomian negeri Paman Sam.
Seperti dimuat Xinhua, Selasa (20/5/2014), juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, Qin Gang membantah pihaknya terlibat kasus tersebut. Ia mendesak Duta Besar (Dubes) AS Max Baucus di Beijing untuk mengklarifikasi tudingan tersebut. China kini menghentikan sementara kerja sama siber dengan AS.
"Karena pihak AS kurang berniat memecahkan masalah terkait keamanan siber ini melalui dialog dan kerja sama, China memutuskan untuk menangguhkan kerja sama siber," ujar Qin, yang dikutip BBC.
"Kami sekali lagi mendesak AS untuk menjelaskan dan menghentikan (perburuan terhadap 5 pejabat militer) hal ini," imbuh dia.
Asisten Menteri Luar Negeri (Menlu) China Zheng Zeguang sebelumnya melakukan dialog dengan dengan Dubes AS Max Baucus di Bejing, Senin malam. Namun hasil pembicaraan belum diketahui hingga saat ini.
Jaksa Agung AS Eric Holder menyatakan, 5 pejabat militer mencuri dokumen rahasia perdagangan milik 5 perusahaan dan serikat buruh AS. Perusahaan tersebut, yakni Westinghouse Electric, US Steel, Alcoa Inc, Allegheny Technologies, dan SolarWorld. Serta Serikat Buruh, Steelworkers Union.
"Dugaan pembajakan yang dilakukan tanpa alasan yang jelas, selain untuk keuntungan perusahaan negara dan kepentingan lain di China, dan mengorbankan bisnis di Amerika Serikat," ujar Holder, membacakan tuntutan.
Dalam rilis FBI, 5 pejabat militer China itu dinyatakan sebagai terduga pelaku pembajakan dokumen ekonomi terhadap 6 warga AS. Dokumen tersebut terkait tenaga nuklir, logam, dan solar.
"Sejak 2006-2014, Wang Dong, Sun Kailiang, Wen Xinyu, Huang Zhenyu, dan Gu Chunhui berada di Unit 61398 Departemen Ketiga Departemen Pertahanan China terlibat konspirasi pembajakan," demikian yang ditulis dalam laman Fbi.gov. (Sss)
5 Pejabat Diburu FBI Terkait Pencurian Data, China Kecam AS
Jaksa Agung AS Eric Holder menyatakan, 5 pejabat militer China mencuri dokumen rahasia perdagangan.
Advertisement