Liputan6.com, Newark, New Jersey - Pekerjaan pengendali lalu lintas udara memang sangat menantang. Dibutuhkan kesigapan dan kematangan dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan keselamatan orang banyak ini. Namun demikian, selalu saja ada peristiwa yang nyaris membawa bencana, sebagaimana dilansir dari Los Angeles Times, 20 Mei 2014.
Menurut suatu laporan awal federal, ada dua pesawat udara, salah satunya sedang mendarat dan yang lainnya sedang lepas landas, hampir bertabrakan satu sama lain di Bandara Liberty di Newark, New Jersey, Amerika Serikat bulan lalu. Saat itu mereka terpisah hanya beberapa ratus meter saja. Laporan itu menjelaskan gambaran yang lebih menyeramkan daripada yang dikira sebelumnya.
Suatu laporan Badan Keamanan Pengangkutan Nasional (National Transportation Safety Board—NTSB) menjelaskan bahwa kejadian tanggal 24 April lalu itu sebagai kejadian `nyaris tabrakan di udara` antara penerbangan United yang membawa 155 penumpang dan 6 awak pesawat dari San Francisco (California) dan penerbangan ExpressJet yang mengangkut 47 orang penumpang dan tiga awak pesawat yang akan ke Memphis (Tennesse).
Advertisement
Jarak yang dipersyaratkan untuk pesawat-pesawat jet jenis itu adalah sebesar 3,2 kilometer arah mendatar tapi pesawat-pesawat itu berjarak hanya sekitar 60 meter—setara dengan kira-kira dua per tiga panjang lapangan bola Amerika Serikat (AS). Seturut sumbu tegak, pesawat-pesawat itu terpisahkan sejauh 120 meter saja.
Saat itu masih sekitar pukul 3 sore di ujung tenggara bandara ramai di New Jersey ini. Dua landasan pacu arah utara-selatan membelah Runway 29 yang merupakan landasan pacu timur-barat.
Menurut laporan awal NTSB, petugas pengendali penerbangan udara (air traffic controller—ATC) sedang menunggu pesawat lain yang akan mendarat di landas pacu timur-barat, kemudian mempersilakan pesawat EpxressJet untuk lepas landas mengarah ke utara.
Pada saat itu, penerbangan United yang menuju Landas Pacu 29 masih sekitar 4,8 kilometer jauhnya. Ketika pesawat ExpressJet memulai lepas landas, penerbangan United itu masih 1,6 kilometer jauhnya.
Selagi pesawat-pesawat itu saling mendekat satu sama lain, penerbangan United yang sedang mendekat itu mendapat perintah dari menara pengawas untuk membatalkan pendaratannya dan kembali naik.
Sang pilot ExpressJet terdengar di radio mengisahkan kepada para pengawas lalu lintas udara bahwa ia membiarkan hidung pesawatnya mengarah ke bawah sewaktu pesawatnya mulai mendaki. Di suatu saat, ia menceritakan kepada menara pengawas bahwa pesawat United itu `sangat dekat` dengan pesawatnya.
Menurut NTSB, tidak terjadi kerusakan apa pun atas pesawat mereka ataupun korban luka-luka. Suatu laporan akhir baru akan diterbitkan beberapa bulan lagi. (Ans)