Liputan6.com, Aleppo - Provinsi Aleppo, Suriah kembali mendapatkan bantuan pangan. Setelah beberapa bulan tak ada pasokan makanan dari luar. Bantuan tersebut setara untuk 60 ribu orang di wilayah yang dikuasai kelompok anti-pemerintah.
Seperti dikutip Liputan6.com dari BBC, Kamis (22/5/2014), operasi pemberian bantuan pangan itu dilaksanakan oleh Komite Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Suriah (ICRC). "Itu adalah operasi terbesar dalam beberapa bulan," ujar Presiden ICRC Peter Maurer.
Baca Juga
Menurut organisasi tersebut, awal bulan ini situasi kemanusiaan di Suriah benar-benar seperti bencana, setelah tiga tahun perang saudara.
Advertisement
ICRC juga menegosiasikan akses untuk bantuan kemanusiaan selama beberapa bulan, dalam pembicaraan dengan rezim dan kelompok pemberontak Presiden Bashar al - Assad.
Maurer menuturkan, ia pertama memberitahukan rencana ke Aleppo kepada pejabat pemerintah Suriah di Damaskus pada bulan Januari. "Ini sudah terlambat 4 bulan," jelasnya.
"Kami kini memiliki distribusi pangan utama yang sedang berlangsung di Aleppo. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa bulan pada skala sebesar itu," papar Maurer. "Untuk kedua kubu di garis depan," tambahnya.
Operasi pemberian bantauan pangan yang tidak diumumkan sebelumnya itu, mulai dilakukan pada Selasa 20 Mei dan akan terus berlangsung selama beberapa hari.
Lanjut Maurer, bahan pangan yang sedang dibagikan oleh konvoi tiga truk itu didampingi pejabat dan relawan dari Syrian Arab Red Crescent ICRC.
Maurer mengatakan, operasi itu menargetkan ribuan orang yang meninggalkan rumah mereka setelah pengeboman di kota terbesar kedua Suriah dan sekitarnya.
Operasi bantuan ke Suriah adalah yang terbesar bagi ICRC. Kelompok ini hampir mencapai satu juta orang setiap bulan pada semester kedua 2014. (Ein)