Sukses

Rusia Berniat Membangun Tambahan Reaktor Nuklir di Iran

Iran menolak tuntutan untuk mengurangi kemampuan pengkayaan uraniumnya

Liputan6.com, Teheran Pembicaraan Iran dengan enam kekuatan dunia terkait kemampuan Iran mengembangkan teknologi nuklir berlangsung alot. Rusia, salah satu di antara enam kekuatan dunia itu, malah merencanakan membangun tambahan reaktor lagi untuk Iran, sebagaimana dilansir dari Haaretz, 22/05/2014.

Rusia berencana menandatangani kontrak dengan Iran tahun ini untuk membangun dua lagi reaktor nuklir di PLTN Bushehr sebagai bagian dari perjanjian yang lebih besar terkait dengan delapan reaktor di Iran, demikian dikutip hari Kamis lalu dari suatu sumber yang paham dengan negosiasi yang sedang berlangsung.

Tidak segera jelas bagaimana hal ini dapat mempengaruhi pembicaraan enam kekuatan dunia dengan Iran sehubungan dengan aspek-aspek yang diperselisihkan tentang program nuklir Iran. Iran menolak tuntutan untuk mengurangi kemampuan pengkayaan uraniumnya sembari membeberkan rencana-rencana masa depan untuk suatu jaringan pembangkit listrik tenaga nuklir negerinya.

Kekuatan-kekuatan Barat menginginkan persetujuan yang langgeng dengan Iran untuk menghilangkan kecurigaan-kecurigaan bahwa Iran dapat mengembangkan kemampuan membuat senjata nuklir melalui pengkayaan uranium itu. Iran membantah adanya niatan seperti itu.

Pembicaraan itu selesai minggu lalu. Hanya sedikit kemajuan yang dihasilkan. Pembicaraan dilanjutkan di Wina di bulan Juni nanti.

Rusia, salah satu dari enam kekuatan dunia tersebut, adalah yang dulunya membangun satu-satunya reaktor tenaga nuklir yang sekarang beroperasi di Iran, yakni di Bushehr.

“Rusia dan Iran bisa menandatangani persetujuan antar pemerintah dalam tahun ini untuk membangun empat hingga delapan reaktor nuklir, dan, termasuk dalam perjanjian itu, adalah kontrak pembangunan untuk dua reaktor pertama sebagai tambahan di Bushehr,” kata sumber itu.

BUMN tenaga nuklir Rusia, Rosatom, sebelumnya mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Iran terkait kemungkinan pembangunan lebih banyak lagi reaktor, tapi tidak mau menungkapkan rincian apapun.

Hari Kamis lalu, para pejabat Rostom tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Kekhawatiran lama di kalangan Barat adalah bahwa proyek Bushehr dapat menghasilkan bahan bakar untuk penggunaannya di senjata nuklir—yang dibantah oleh Iran—mereda setelah Iran berjanji untuk mengirimkan bahan-bahan itu kembali ke Rusia.

Moskow memberikan suaranya dalam empat ronde sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Iran terkait kegiatan nuklirnya, namun telah melontarkan kritik atas permintaan-permintaan tambahan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Rusia menanggap hal itu sebagai penghalang upaya diplomasi untuk mencari kesepakatan yang langgeng dengan Teheran. (Ein)