Liputan6.com, Bangkok- Menyusul kudeta dalam pemerintahan Thailand, militer mengerahkan pasukannya untuk berjaga-jaga di beberapa ruas jalan menuju dan keluar kota Bangkok, Thailand. Dengan menenteng senjata api, militer mengamankan situasi dan memastikan larangan berkumpul dipatuhi oleh warga Thailand.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (24/5/2014), pengumuman kudeta oleh militer menuai kecaman dari warga Thailand, yang kemarin Jumat 23 Mei, nekat berkumpul dan mengabaikan larangan militer untuk mengekspresikan penolakan mereka terhadap pemerintahan yang dijalankan oleh militer.
Di hari yang sama pemimpin Junta Militer Prayuth Chan Ocha, menunjuk dirinya sendiri sebagai perdana menteri sementara. Sedangkan beberapa pejabat militer lainnya ditunjuk menduduki beberapa posisi penting pemerintahan agar roda pemerintahan berjalan.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, saat ini berada dalam penahanan militer, namun belum diketahui lokasi penahanannya.
Krisis politik Thailand, sudah berlangsung sejak November 2013. Selama kurang lebih 6 bulan, gelombang protes terus dilancarkan warga untuk menuntut mundurnya mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Referendum pun sempat dilakukan, namun tidak membuahkan hasil perdamaian antara pemerintah dengan kubu anti pemerintah. (Ein)
Status Kudeta, Militer Siagakan Penjagaan di Sekitar Bangkok
Dengan menenteng senjata api, militer mengamankan situasi dan memastikan larangan berkumpul dilakukan oleh warga Thailand.
Advertisement