Liputan6.com, Bangkok - Mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra dilaporkan sudah bebas dari tahanan militer. Setelah ditahan selama 2 hari, sejak 23 Mei 2014. Informasi itu disampaikan oleh sumber pejabat militer Thailand yang melakukan kudeta pekan lalu.
Seorang sumber dekat Yingluck juga menegaskan kepada CNN, Senin (26/5/2014), bahwa ia memang telah dibebaskan dari sebuah kamp militer.
Baca Juga
Sumber dari militer menyebut, eks PM berparas cantik itu dibebaskan setelah menuruti permintaan militer Thailand untuk melapor. Ia juga mengatakan Yingluck dibebaskan dan diminta untuk membantu menjaga perdamaian dan ketertiban, serta tidak terlibat dengan pengunjuk rasa atau gerakan politik.
Advertisement
Sumber militer yang tak disebutkan identitasnya itu menegaskan, bahwa Yingluck memiliki kebebasan bergerak dan berkomunikasi setelah dibebaskan.
Sementara orang dekat Yingluck justru tak sependapat dengan pihak militer, yang mengatakan Yingluck akan bisa hidup bebas.
"Saya tidak berpikir dia bisa memiliki kebebasan bergerak dan berkomunikasi," ucap sumber dekat eks PM cantik Thailand itu.
Para politikus termasuk Yingluck sempat ditahan beberapa jam setelah melapor pada Sabtu 24 Mei waktu setempat. Mereka kemudian dibawa ke kamp tentara di luar Kota Bangkok. Disebutkan Yingluck ditahan ditempat yang nyaman.
Enam pejabat tinggi militer telah diangkat untuk menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan komandan tentara di daerah akan mengawasi pemerintahan setempat.
Protes Anti-kudeta
Situasi sebagian besar Kota Bangkok terpantau relatif damai pada Minggu 25 Mei 2014, meskipun ada juga pengunjuk rasa yang menyuarakan penentangan mereka terhadap kudeta militer yang berlaku.
Protes ini diperkirakan akan lebih terorganisir pada hari Senin ini.
Dewan pemerintahan militer Thailand saat ini telah memberlakukan darurat militer, meliputi pembatasan jam malam, dan menutup media independen. Siaran CNN International di Thailand juga sempat diblokir.
Jajaran Senat Thailand juga dibubarkan, demikian menurut pernyataan dari kepala militer melalui media siaran negara. Kendati demikian, pada Sabtu 24 Mei, sejumlah stasiun TV utama sudah kembali mengudara, termasuk MCOT, TPBS dan NBT.
Angkatan bersenjata Thailand memberlakukan darurat militer mulai Selasa waktu setempat, di tengah krisis politik di Negeri Gajah Putih. Alasannya, "untuk menegakkan hukum dan ketertiban". (Ein)