Sukses

Bahayakan Nyawa, Adu Banteng di Spanyol Ditangguhkan

Tiga orang matador terluka parah oleh banteng-banteng sehingga festival San Isidro ditangguhkan untuk pertama kalinya dalam 35 tahun.

Liputan6.com, Madrid (Spanyol) Tradisi memang sering dipertahankan hanya karena ia adalah tradisi. Namun ada kalanya tradisi harus ditangguhkan ketika keselamatan nyawa seseorang menjadi pertaruhannya. Di Spanyol, suatu acara adu banteng terkait tradisi ditangguhkan setelah para matadornya terluka parah, sebagaimana dilansir dari The Huffington Post, 23 Mei 2014.

Tiga orang matador terluka parah oleh banteng-banteng dan dibawa dengan ambulans dalam acara utama adu banteng di Madrid pada tanggal 20 Mei lalu. Sebagai akibat kejadian itu, festival San Isidro ditangguhkan untuk pertama kalinya dalam 35 tahun, demikian dilaporkan BBC.

Matador yang terluka paling parah adalah seorang veteran David Mora, yang membuka festival ini melawan banteng seberat lebih dari 500 kilogram. Selagi Mora melambaikan selendangnya di hadapan banteng itu, binatang tersebut secepat kilat melontarkannya ke udara, kemudian menancapkan tanduknya menembus kakinya.

Suatu laporan kedokteran menyebutkan Mora mengalami luka dalam di pahanya dan luka tusukan di ketiaknya. Ia dikabarkan dalam keadaan serius namun stabil dan menerima transfusi darah.

Antonio Lorca, koresponden adu banteng untuk harian bebahasa Spanyol, El País, menyebut kekalahan Mora sebagai “mengerikan, mengejutkan, dan menegangkan.”

Matador ke dua, Antonio Nazare, kemudian memasuki arena dan membunuh binatang itu dengan pedang. Banteng berikutnya yang beradu dengan Nazare merobohkannya ke tanah dan menyeretnya, sehingga melukai dengkul Nazare.

Matador ke tiga, Saul Jimenez Fortes, kemudian memasuki pertarungan dan menghabisi hewan itu. Banteng itu sempat meyerang Fortes, menusuk kaki kanan dan panggulnya, demikian dilaporkan oleh BBC.

Namun demikian, ada saja yang mempertanyakan apakah pantas membatalkan festival itu.

Nate Scott menuliskan dalam USA Today: “Sungguh menyedihkan dan mengejutkan. Tapi ini pertanyaan saya: Jika ini suatu adu banteng, yang adalah berkelahi dengan banteng, kenapa kita membatalkan pertarungan sewaktu bantengnya sedang menang?”

Scott melanjutkan, “Saya belum pernah menghadiri adu banteng, tapi sepengertian saya banteng-banteng itu tidak membatalkan pertarungan ketika mereka sedang dibantai. Pria-pria ini memilih untuk bertarung dengan binatang-binatang tersebut, dan kurang sportif rasanya untuk kabur ketika tim lawan mulai menang atas mereka. Atau, dalam hal ini, membantai mereka.”

Untunglah, semua matador itu dikabarkan mengalami pemulihan dari luka-luka mereka. (Ein)