Sukses

Tiang Pancang Malaysia di Wilayah RI Dicat Merah Putih

Sebanyak 2 kapal perang milik TNI Angkatan Laut telah disiagakan di kawasan tersebut.

Liputan6.com, Tanjung Datuk - Bangunan mercusuar milik Malaysia berdiri di Perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, yang masuk wilayah Republik Indonesia (RI). Ada 3 tiang pancang mercusuar setinggi 13 meter yan berdiri kokoh.

Namun saat ini sudah tidak ada lagi kapal Malaysia yang sebelumnya sempat bercokol di wilayah itu. Kini ada 2 kapal perang milik TNI AL disiagakan di kawasan tersebut.

Menurut warga sekitar, Supriyandi, 3 tiang pancang mercusuar yang dibangun Malaysia itu saat ini sudah dicat warna merah putih sebagai simbol bahwa itu masuk wilayah Indonesia.

"Itu kapalnya ada 2 yang sedang patroli. Sebelum ada patroli dari kapal TNI AL, kapal maritim Malaysia patroli 3 kapal. Selama ada kapal perang milik TNI AL jarang terlihat lagi," ujar Supriyandi saat menunjukan 2 kapal KRI 632 Lemadang dan KRI 352 Slamet Riyadi di Laut Tanjung Datuk, Jumat (30/5/2014).

Dia menuturkan, sejak pihak Malaysia yang membangun tiang pancang, nelayan RI sempat susah mencari ikan ke laut. Sebab aparat Negeri Jiran tak sungkan untuk mengusir warga Indonesia yang datang. "Diusir sama aparat Malaysia. Padahal di wilayah itu banyak ikannya," tuturnya, mengeluh.

Sementara itu, Parhad, warga kawasan Tanjung Datuk lainnya mengaku terkejut mengapa ada pembangunan mercusuar di wilayah itu. Padahal itu masuk wilayah Indonesia. "Kenapa mercusuar ada di situ? Ada pihak keamaanan yang monitor di sana. Itu wilayah Indonesia, bukan Malaysia," ujarnya.

Direktorat Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan, dari hasil koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, mengindikasikan bahwa lokasi pembangunan tiang pancang suar tersebut berada di dalam garis landas kontinen Indonesia.

"Itu berdasarkan perjanjian RI–Malaysia tahun 1969," jelas Direktorat Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, 22 Mei 2014.

Tim Teknis Delimitasi Batas Maritim dari Indonesia dan Malaysia dijadwalkan akan bertemu dalam waktu dekat ini, untuk membahas adanya tiang pancang tersebut.

Video Terkini