Liputan6.com, Moskow Kantor berita Rusia Jumat 30 Mei kemarin melaporkan, dalam percakapan telepon dengan Presiden Perancis Francois Hollande, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perlu penghentian segera kekerasan berdarah oleh pihak berwenang Ukraina. Selain itu juga segera dimulainya dialog langsung antara Ukraina dan Ukraina tenggara.
Â
Seperti dilansir VOA, Sabtu (31/5/2014) malam, pada hari yang sama pejabat menteri pertahanan Ukraina juga bertekad melanjutkan serangan militer di bagian timur negara itu, setelah para separatis menembak jatuh sebuah helikopter yang menewaskan sekurangnya belasan anggota militer.
Â
Mykhailo Koval mengatakan, pasukannya telah mengusir sepenuhnya separatis dari bagian selatan dan barat, kawasan Donetsk. Juga bagian utara kawasan Luhansk yang bertetangga. Menurutnya, misi itu akan berlanjut sampai perdamaian dan ketertiban pulih.
Â
Koval mengungkapkan, lebih dari 20 anggota militer telah tewas di Ukraina timur, sejak pemerintah melancarkan operasi 'anti teroris' pertengahan April lalu.
Â
Menurut Koval, sehari setelah separatis menembak jauh sebuah helikopter militer dekat pos penjagaan di kota Slovyansk, menewaskan sekurangnya 12 tentara termasuk seorang jenderal.
Â
Sementara dalam laporan terpisah, pejabat Barat mengatakan sejumlah besar tentara Rusia telah meninggalkan perbatasan Ukraina.
Â
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney Jumat siang mengatakan, tentara Rusia tampaknya menarik diri dari daerah perbatasan itu tapi penarikan itu belum selesai. Ia mengatakan, Gedung Putih tidak punya konfirmasi bahwa tindakan itu merupakan penarikan mundur sepenuhnya.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen Jumat mengatakan, Rusia memindahkan sekitar 2/3 tentaranya dari dekat dengan perbatasan Ukraina itu. Dalam sebuah pernyataan NATO mengatakan beberapa ribu tentara masih berada di daerah itu.
Putin Minta Ukraina Hentikan Operasi Militer di Ukraina Timur
Pejabat menteri pertahanan Ukraina bertekad melanjutkan serangan militer di bagian timur negara itu.
Advertisement