Liputan6.com, Bangkok - Sejak kudeta di Thailand, status darurat militer di Negeri gajah Putih itu diberlakukan. Salah satunya adalah menerapkan jam malam.
Namun sekitar 3 pekan setelahnya, aturan jam malam yang berlaku sejak pukul 00.00 hingga 04.00 itu dicabut.
Baca Juga
"Jam malam yang diberlakukan sejak bulan lalu dicabut," kata Jenderal Prayuth Chan-ocha dalam pidato mingguannya seperti dimuat CNN, Sabtu (14/6/2014).
Advertisement
Pengumuman Jenderal Prayuth pada Jumat 13 Juni ini, ditayangkan di seluruh saluran televisi Thailand.
Kini lebih dari 30 provinsi dan kabupaten, termasuk lokasi wisata Thailand seperti Phuket, Pattaya, Krabi dan Koh Samui sudah tak terkena peraturan jam malam lagi. Warga dan turis otomatis bebas melenggang menikmati hiburan hingga larut malam.
Kendati demikian, aturan itu masih berlaku di Bangkok. Warga di kawasan ini pun terpaksa gigit jari ngiri melihat kebebasan yang diperoleh daerah Thailand.
Penerapan jam malam itu juga menimbulkan masalah bagi penggemar sepak bola Thailand, yang kerap nonton bareng pertandingan Piala Dunia 2014 dengan teman-teman di luar rumah. Sebab banyak pertandingan baru di mulai sekitar pukul 23.00-03.00 waktu setempat.
Tempat olahraga yang biasanya penuh sesak dengan orang-orang selama acara bola dunia itu, terancam dikenakan sanksi jika mereka tetap terbuka selama jam malam. Namun demikian, belum diketahui apakah ada pengecualian terkait jam malam untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia ini. Masih dalam perundingan.
Sejauh ini, pihak militer menyatakan bahwa jam malam masih diperlukan, tetapi juga mengisyaratkan bahwa situasi dapat berubah. Kolonel Winthai Suvari pun masih meminta warganya, untuk menonton Piala Dunia dari rumah masing-masing.
Alih-alih menstabilkan kondisi setelah terjadi kerusuhan berbulan-bulang, militer Thailand merebut kekuasaan dari pemerintah pada 22 Mei. Dalam kudeta tersebut, militer juga melengserkan Perdana Menteri Cantik Yingluck Shinawatra, beserta beberapa jajarannya.