Liputan6.com, Houston - Dunia sedang dilanda demam Piala Dunia. Di tengah segala masalah dan konflik yang melanda, jutaan pasang mata melihat ke satu titik: Brasil, yang menjadi tuan rumah laga bola sejagad 2014. Tendangan pembuka (kick off) laga bola akbar ke-20 telah dilakukan pada 12 Juni 2014 lalu di Sao Paulo, Brasil.
Kemeriahan juga menular ke luar Bumi. Tak hanya para astronot dan kosmonot yang ikut-ikutan bermain bola dalam kondisi gravitasi mikro. Satelit di angkasa luar tak ketinggalan mengabadikan agenda 4 tahunan itu.
Seperti Liputan6.com kutip dari situs sains LiveScience, dua kota yang paling padat penduduknya di Brasil, Sao Paulo dan Rio de Janeiro terlihat terang dalam 2 gambar satelit yang diambil 4 Agustus 2013, dan dirilis 13 Juni 2014 oleh Earth Observatory NASA.
Baca Juga
Brasil adalah rumah bagi 200 juta warganya, membentang sekitar 2.485 mil atau 4.000 kilometer dari pantai ke pantai. Dengan luas mencapai 8,5 juta km persegi, Negeri Samba menjadi negara kelima dengan area paling luas di Bumi. Diperkirakan 600 ribu wisatawan akan berbondong-bondong ke negara itu untuk menonton pertandingan Piala Dunia.
Seperti Olimpiade, Piala Dunia diadakan setiap 4 tahun. Ini adalah kali pertamanya, sejak tahun 1950, Brasil menjadi tuan rumah. Sebanyak 32 tim akan bertanding di pertandingan final yang akan diadakan di Rio de Janeiro. Sepanjang sejarah, negara di Amerika Selatan itu 7 kali masuk final, dan memenangkan 5 laga di antaranya.
Gambar yang baru dirilis diambil dengan instrumen Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS) yang berada di satelit Suomi NPP satellite. Instrumen tersebut menggunakan "day-night band", yang bisa mendeteksi berbagai panjang gelombang cahaya. Bahkan VIIRS bisa menangkap cahaya redup 10 ribu kali lipat dari detektor biasa -- yang memungkinkan untuk menangkap cahaya bulan, lampu-lampu kota di malam hari dan bahkan lapisan awan.
Tak seperti kamera biasa, VIIRS menangkap gambar dengan memindai area beberapa kali dan kemudian menerjemahkannya ke dalam jutaan piksel. Kemudian tiap piksel dianalisa dan ditentukan apakah memerlukan paparan (exposure) rendah, sedang, atau tinggi. Jika gambar cerah, satelit akan menggunakan mode low-exposure sehingga gambar tidak terlihat jenuh. Jika pixel samar, maka satelit menggunakan mode paparan tinggi (high exposure) untuk membuatnya terang.
Sementara itu, seperti dimuat situs sains SPACE.com, pesawat luar angkasa Eropa menangkap proses konstruksi stadion raksasa Piala Dunia yang megah namun kontroversial.
Badan Antariksa Perancis (CNES) merilis gambar stadion Piala Dunia Brasil dari 2 satelit Pleiades, yang diluncurkan pada 2011 dan 2012, yang bertujuan untuk mengambil gambar Bumi dari angkasa.
Salah satu gambar berasal dari April 2013, menunjukkan Corinthians Arena di Sao Paulo -- di mana Brasil mengalahkan Kroasia 3-1 Kamis lalu -- masih berupa kerangka. Atapnya yang dari logam sedang dirangkai, tempat parkir masih dibangun. Bagian tengah lapangan masih tandus, belum dipasangi petak-petak rumput.
Advertisement
Setahun kemudian, pada April 2014, gambar satelit menunjukkan crane masih berada di lokasi pembangunan sementara bagian atap masih terus dikerjakan.