Sukses

Bom Kembar Rusak 3 Ruang di RS Sudan, Tentara Dalangnya?

"Kami sangat terkejut bahwa fasilitas medis dibom, terutama karena itu jelas diidentifikasi dengan bendera dan lambang medis".

Liputan6.com, Khartoum - Bom kembar alias dua bom meledak di rumah sakit yang dijalankan oleh Doctors Without Borders di wilayah Kordofan Selatan, Sudan pada Senin 16 Juni 2014 waktu setempat. Menghancurkan 3 ruangan di fasilitas itu, yakni ruang gawat darurat, farmasi dan dapur.

Kelompok kemanusiaan yang mengetahui insiden itu, kemudian menuduh tentara Sudan menjadi pelakunya.

"Kami sangat terkejut bahwa fasilitas medis dibom, terutama karena identitasnya jelas, ada bendera dan lambang palang merah di atap," kata juru bicara organisasi Brian Moller dalam sebuah pernyataan seperti dimuat CNN, Rabu (18/6/2014).

"Kami juga sebelumnya telah memberitahukan posisi rumah sakit kepada pihak berwenang di Khartoum, ibukota Sudan," sambung organisasi Brian Moller.

Ledakan di rumah sakit yang terletak di Desa Farandella itu, mencederai enam orang. "Termasuk seorang pekerja rumah sakit," ungkap pihak Doctors Without Borders.

Kini korban luka telah dirawat di rumah sakit, yang tetap beroperasi meski mengalami kerusakan.

Sementara meski dituduh sebagai dalam dari aksi pemboman itu, tentara Sudan membantahnya. "Target kami bukan warga sipil," ujar juru bicara angkatan bersenjata Sudan, Kolonel Al-Sawarmi Khalid Saad kepada CNN.

"Tidak ada bukti pesawat kami terlibat dalam serangan di rumah sakit ini. Kami tidak mengebom rumah sakit manapun. Kami tidak punya alasan untuk menyerang dan menghancurkan rumah sakit manapun," jelas Al-Sawarmi.

Pemerintah Sudan belakangan tengah memerangi pemberontak di wilayah Kordofan. Jadi, salah sasaran? (Ein)

Video Terkini