Sukses

MH370 Pesawat Hantu?

Para penyelidik meyakini bahwa ada seseorang di kokpit yang menyalakan sistem autopilot.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Oleh: Elin Yunita Kristanti, Tanti Yulianingshih, Rizki Gunawan

Satu per satu petunjuk terkuak terkait hilangnya pesawat maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370. Hasil analisa baru menunjukkan bahwa pesawat terbang lurus atau mendatar.

Dari temuan itu dapat dipastikan bahwa pesawat terbang secara autopilot. Dan kondisi autopilot biasanya terjadi ketika seluruh orang yang ada di pesawat sudah tak bernyawa.

Kondisi ini kerap disebut pesawat hantu, istilah yang merujuk pada kendaraan udara di mana semua orang di dalamnya hilang kesadaran atau meninggal dunia karena hipoksia atau kekurangan oksigen, ledakan, asap atau uap.

Hasil analisa itu disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss. "Sangat, sangat mungkin bahwa pesawat itu dengan sistem autopilot, ketika terbang ke Samudera Hindia selatan," ujarnya, seperti dimuat CNN, yang dikutip Liputan6.com, Minggu (29/6/2014).

Lantas pertanyaan muncul siapa yang mengubah sistem penerbangan pada pesawat tersebut menjadi autopilot? Para penyelidik meyakini bahwa ada seseorang di kokpit yang menyalakan sistem autopilot.

"Sudah jadi pengetahuan umum bahwa operasi autopilot adalah hasil dari tindakan manusia. Yang membuat sistem itu bekerja," ujar Pimpinan Biro Keselamatan Transportasi Australia, Martin Dolan.

Pengungkapan bahwa sistem autopilot diaktifkan itu pun menuai kecurigaan. Bisa jadi hilangnya MH370 karena faktor kesengajaan atau pun bagian dari rencana, entah oleh kapten, kopilot, atau awak.

Lebih jauh, dengan dugaan bahwa MH370 terbang secara autopilot, maka kemungkinan yang paling besar Boeing 777-200ER itu jatuh di laut setelah terbang lurus mendatar selama sekian jam.

Insiden pesawat hantu pernah terjadi secara nyata pada 1999 silam. Sebuah jet Lear carteran yang membawa pegolf profesional Payne Stewart dan empat orang lainnya jatuh di sebuah lapangan di Negara Bagian South Dakota, Amerika Serikat, setelah terbang sendiri selama empat jam.

Ketika itu, semua manusia yang ada di dalam burung besi tersebut telah kehilangan nyawa, akibat tekanan kabin hilang. Jendela burung besi itu kabur tertutup uap. Bahkan jet tempur yang membayangi pesawat hantu itu tak kuasa menghentikannya. Setelah kehabisan bahan bakar ia lalu jatuh .

"Bisa jadi pada beberapa menit pertama dalam kondisi darurat, pilot mengubah arah untuk mencari bandara darurat," demikian hasil analisa ahli penerbangan, Clive Irving terkait penerbangan MH370.

Sejauh ini, aparat belum bisa memperkirakan apalagi menentukan di mana persisnya autopilot dihidupkan. Meski demikian, mereka yakin Boeing 777-200ER itu dioperasikan secara autopilot dari busur pertama -- sesaat setelah MH370 berbelok ke selatan melewati ujung Pulau Sumatera -- hingga busur ketujuh di selatan Hindia Belanda.

Kapten Pilot ...

2 dari 3 halaman

Kapten Pilot Tersangka?

Dari dugaan-dugaan yang mengarah bahwa MH370 diterbangkan secara autopilot, kecurigaan disebut-sebut mengarah pada sang kapten pilot, Zaharie Ahmad Shah. Ia dikabarkan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Berdasarkan laporan The Sunday Times yang dimuat sejumlah media seperti The Malaysian Insider dan Sydney Morning Herald, Minggu 22 Juni 2014, pilot berusia 53 tahun itu disebutkan sebagai dalang utama hilangnya pesawat.

Dijelaskan bahwa tragedi MH370 terjadi bukan masalah teknis pada pesawat atau aksi terorisme, melainkan karena 'aksi intervensi' yang dilakukan Zaharie.

Hal itu berdasarkan penyelidikan atas biografi, informasi, dan catatan kriminal dari 170 orang yang berada di pesawat, termasuk Zaharie dan pilot Fariq Abdul Hamid.

Selain itu, Zaharie juga dicurigai atas kecenderungan aktivitasnya di media sosial yang mengisyaratkan tak berhasrat untuk menata masa depan. Berbeda dengan pilot dan kru lain yang ditemukan indikasi adanya mimpi dan target pada masa depan.

Sebelumnya Kepolisian Malaysia menyita alat simulator penerbangan dari rumah Zaharie. Data di dalam simulator itu awalnya tak ada karena diduga sudah dihapus. Tim penyidik kemudian berhasil mengembalikan kembali data tersebut.

Dari data itu diketahui bahwa simulator milik Zaharie berisi cara berlatih menerbangkan pesawat ke Samudera Hindia bagian selatan dan mendarat di sebuah pulau dengan landasan pacu yang pendek.

Seorang rekan kerja yang juga pilot mengungkapkan Zaharie kerap menghabiskan waktu liburannya untuk memainkan simulator penerbangan di rumahnya. Menurut teman yang tak disebutkan namanya itu, Zaharie merupakan seorang yang ahli dalam merancang perangkat penerbangan.

"Semua orang bisa bertanya apa pun kepadanya soal teknologi penerbangan, dan dia pasti bisa menjawabnya," ujar teman tersebut.

Indikasi lain yang mengarahkan bahwa Zaharie sebagai orang yang kemungkinan bertanggung jawab atas hilangnya MH370 adalah bahwa ayah 3 anak itu tengah depresi lantaran masalah keluarga. Zaharie dikabarkan telah bercerai dengan istrinya.

Namun putra bungsu sang pilot, Ahmad Seth mengecam keras berbagai spekulasi negatif yang mengarah pada ayahnya. Menurut dia, sang ayah adalah seorang yang baik hati.

"Aku membaca semuanya yang ada di dunia maya. Namun aku abaikan semua spekulasi itu. Aku lebih tahu siapa ayahku," kata Ahmad seperti dikutip dari News.com.au. "Kami mungkin tak dekat karena dia selalu terbang. Tapi aku lebih mengenalnya."

Kabar sang kapten jadi tersangka itu pada akhirnya dibantah mentah-mentah oleh Pelaksana tugas (Plt) Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein. Dia menyebut kabar dari media asing tersebut tidak bertanggung jawab. Sebab tak ada bukti yang jelas.

"Kalau memang ada bukti, silakan lapor ke kami, kami bakal menginvestigasi," tegas Hishammuddin, seperti dimuat Bernama.

Hishammuddin  yang juga menjabat Menteri Pertahanan Malaysia itu menjelaskan, dalam menangani kasus hilangnya MH370, Malaysia selalu konsisten dan berpegang teguh pada petunjuk dan bukti yang kredibel. Juga sesuai dengan saran para ahli.

"Jadi kita tak perlu percaya teori konspirasi yang tidak jelas. Kami selalu terbuka dan tidak pernah menutup-nutupi," ujar Hishammuddin.

4 Tujuan Akhir...

3 dari 3 halaman

4 Tujuan Akhir Pesawat Hantu

Tim ahli internasional yang ditunjuk Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) mengeluarkan hipotesis baru terkait dugaan pesawat hantu MH370. Pertama, bahwa sistem autopilot dinyalakan oleh seseorang.

"Berdasarkan pengamatan, kru yang tak responsif terkait terjadinya hipoksia diduga menjadi gambaran yang paling sesuai berdasarkan bukti yang ada terkait saat-saat terakhir MH370 saat ia menuju ke arah selatan," demikian berdasarkan laporan ATSB yang dikutip dari New Zealand Herald.

"Sangat, sangat mungkin MH370 dalam kondisi autopilot sebelum tenggelam ke laut. Biasanya jika autopilot beroperasi ... itu karena ia telah diaktifkan," kata Kepala ATSB Martin Dolan.

Berdasarkan skenario hipoksia, pesawat mungkin terbang selama 7 jam, 38 menit sebelum bahan bakar habis. Awalnya satu mesin yang mati, lantas beberapa menit kemudian giliran mesin kedua yang tak bisa berfungsi. Sistem listrik pesawat kemudian padam hingga membuat MH370 bergerak spiral sebelum membentur permukaan samudera.

Dari rute awal Kuala Lumpur-Beijing dan berakhir di Samudera Hindia bagian selatan, para penyelidik yakin, seseorang di kokpit merencanakan setidaknya 4 jalur penerbangan. Tiga di antaranya menuju Australia.

Rute penerbangan yang berakhir di Port Hedland, Adelaide dan Perth bisa saja diprogram ke dalam Sistem Manajemen Penerbangan (FMS) dari penerbangan Malaysia Airlines yang hilang pada 8 Maret 2014 setelah lepas landas dari Kuala Lumpur itu. Yang keempat, bisa jadi MH370 mengarah ke Cocos Island yang berjarak 2.750 km barat laut Perth. (Ali)

Baca juga:

Istri Pilot MH370 Angkat Bicara Soal Kata Terakhir dari Kokpit

Radar Militer Malaysia Beri Data Salah Pesawat MH370?