Liputan6.com, Yerusalem - Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, berbincang dengan sejumlah pemimpin dunia Senin malam kemarin, hanya beberapa jam setelah jasad tiga orang remaja Israel yang diculik ditemukan di dekat Hebron di Tepi Barat. Abbas meminta bantuan para pemimpin itu untuk meredam tanggapan Israel. Demikian yang dilansir dari Times of Israel (1/07/2014).
Menurut Radio Israel, Abbas akan mengadakan rapat di Ramallah pada Selasa ini untuk membahas kemungkinan Israel melakukan pembalasan sebagai tanggapan terhadap pembunuhan itu, yang dituduhkan kepada Hamas.
Baca Juga
Abbas bersiap menghadapi permintaan tegas dari Israel supaya Otoritas Palestina mengakhiri kesepakatan kesatuannya dengan Hamas.
Advertisement
Hari Senin malam lalu, Perdana Menteri Benyamin Netanyahu menunda keputusan tanggapannya dan memilih untuk melakukan sidang kabinet bidang keamanan setelah pemakaman tiga remaja tersebut pada hari Selasa.
Serangan Balasan
Pada Selasa dini hari, Angkatan Udara Israel (IAF) menyerang 34 sasaran di dalam Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan roket berkelanjutan dari kantong-kantong Palestina.
Netanyahu telah bersumpah bahwa “Hamas akan membayar” atas pembunuhan tiga remaja Israel yang diculik pada tanggal 12 Juni lalu.
Pada Senin malam, pasukan Israel meledakkan pintu-pintu di rumah keluarga Marwan Kawasme, salah satu anggota Hamas yang dicurigai Israel sebagai pelaku pembunuhan. Sumber-sumber militer mengatakan bahwa laporan sebelumnya tentang rumah yang dirobohkan sebagai tidak benar.
Jasad-jasad itu ditemukan di dekat Halhul pada Senin sore. Pasukan keamanan Israel, yang telah melakukan pencarian besar-besaran di kawasan itu, menutup kawasan itu dan menyatakannya sebagai wilayah militer yang tertutup. Hebron juga ditutup.
Regu pencarian dari sekolah Kfar Etzion di sana, bersama-sama dengan para prajurit IDF membentuk satuan elit dan menemukan jasad-jasad itu. Para sukarelawan setempat diminta bergabung selama dua minggu.
Gil-ad Shaar (16) , Naftali Fraenkel (16) dan Eyal Yifrach (19) diculik pada malam hari tanggal 12 Juni di tempat penjemputan di luar kawasan hunian Alon Shvut di Etzion Bloc di selatan Yerusalem. “Mereka sedang akan pulang ke rumah orangtuanya,” ujar Netanyahu dengan pahit, “tapi tidak pernah berjumpa lagi.”
Advertisement
Tempat Terpencil
Jasad-jasad itu ditemukan sekitar pukul 17.30 sore (berita lain menyebutkan pukul 17.00 sore) dalam keadaan terikat dan terkubur sebagian, di lapangan terbuka di tempat yang sukar dijangkau yang dikenal sebagai Wadi Tellem di dekat Halhul. Tempat itu berjarak kurang dari 20 km jauhnya dari tempat di mana para remaja itu diciduk.
Para orangtua korban sudah dikabari pada Senin malam bahwa jasad-jasad sudah ditemukan. Kaum kerabat berkumpul di rumah tiga keluarga. Jurubicara keluarga berterimakasih kepada pasukan keamanan Israel untuk upaya mereka menemukan remaja-remaja itu dan juga kepada masyarakat untuk dukungan dan solidaritas mereka.
Netanyahu berbicara melalui telepon kepada keluarga-keluarga korban dan menyampaikan belasungkawa. “Seluruh bangsa ini menangis bersama,” katanya.
Tiga remaja itu dibunuh segera setelah diciduk dan diduga jasad-jasadnya disingkirkan secara terburu-buru. Jasad-jasad itu tidak dalam keadaan yang baik ketika ditemukan, kata Channel 2. “Sungguh pemandangan yang mengerikan.”
Para pakar forensik telah menentukan jatidiri jasad di tempat penemuan itu. Jasad-jasad kemudian diterbangkan ke Lembaga Abu Kabir untuk Kedokteran Forensik di Tel Aviv pada Senin malam untuk identifikasi yang pasti. Para warga Israel menempatkan lilin-lilin kedukaan di luar lembaga itu pada Senin malam.
Peran Hamas?
Kabinet Israel untuk urusan keamanan melakukan sidang darurat. Salah satu keputusannya adalah kabinet akan meminta Abbas membebaskan hubungan pemerintahan kesatuan Otoritas Palestina dari Hamas.
Pihak yang berwenang pada Kamis lalu telah mendapatkan nama dua anggota Hamas yang menjadi tersangka utama dalam penculikkan itu. Keduanya, Amer Abu Aysha dan Marwan Kawasme, telah menghilang dari rumah masing-masing di kelurahan Hares di Hebron sejak penculikan terjadi. Kedua tersangka ditengarai berada di dalam mobil yang dipakai menculik tiga remaja korban itu.
Keduanya masih dalam pencarian pada Senin malam dan pasukan keamanan Israel melakukan upaya-upaya intensif untuk melacak mereka.
Para pemimpin Hamas di Hebron dikabarkan telah bersembunyi dan menduga bahwa mereka akan dikejar oleh para petugas keamanan. Hamas tidak mengaku bertanggungjawab atas penculikan dan pembunuhan itu. Seorang jurubicara Hamas mengeluarkan peringatan pada Senin malam bahwa “apapun tanggapan Israel akan hal ini akan membuka gerbang-gerbang neraka.”
Para pejabat Habas di Hebron memberkan bahwa dua orang tersangka itu adalah anggota-anggota mereka dan mengatakan bahwa tentara Israel telah menyasar rumah-rumah para tersangka sejak dimulainya Operations Brother’s Keeper. Rumah-rumah itu didatangi beberapa kali, digeledah dan beberapa barang disita untuk menjadi bukti.
Sejak mulainya Operations Brother’s Keeper untuk menemukan mereka, dalam 18 hari saja sudah ada penangkapan lebih dari 400 warga Palestina. Sebagian besar dari mereka yang ditangkap adalah anggota-anggota Hamas. (Ein)
Advertisement