Sukses

Al Qaeda Rancang Bom yang Bisa Ditanam di Tubuh Manusia?

Si jenius Ibrahim Al-Asiri memakai adiknya sendir dalam uji coba bom yang dimasukkan dalam tubuh manusia.

Liputan6.com, Washington DC - Namanya Ibrahim Al-Asiri. Pria itu mungkin adalah pembuat bom paling berharga yang dimiliki Al Qaeda, sekaligus 'jenius' yang merancang bahan peledak berbahaya yang mungkin tak terpikirkan orang awam.

Karya terbaru mahasiswa kimia yang lahir dari keluarga kelas menengah terhormat Arab Saudi itu disebut-sebut adalah perangkat pembawa maut yang bisa dijahit di dalam tubuh manusia. Ditanam di organ dalam.

Taktik darah dinginnya itu kali pertama diuji coba, pada adiknya sendiri, Abdullah. Bom bunuh diri itu ditanam di tubuh pemuda 23 tahun tersebut, dalam upaya pembunuhan seorang pangeran Arab Saudi.

Rencana tersebut gagal. Abdulah terbunuh, bukan targetnya.

Ciptaan Al-Asiri yang lain juga digunakan dalam upaya teror tingkat tinggi di Amerika Serikat, termasuk bom di celana dalam yang dibawa pria asal Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab -- yang berniat meledakkan pesawat yang membawa 300 penumpang di atas langit Negeri Paman Sam pada Hari Natal 2009.



Sementara, pada 2010, bahan peledak karya Al-Asiri juga ditemukan di cartridge printer di pesawat kargo menuju AS -- yang dicegat di Inggris.

Pada Mei 2012, para pejabat AS yakin,  Al-Asiri sedang merancang bom celana dalam yang lebih canggih -- yang diberikan pada agen ganda yang direkrut Saudi untuk diledakkan dalam sebuah penerbangan menuju AS.

Setelah penemuan bom di cartridge printer, wakil penasehat keamanan AS, John Brennan mengatakan, berdasarkan analisis, perangkat tersebut dibuat oleh orang yang sama, yang merancang bom celana dalam.

"Dia adalah orang yang sangat berbahaya -- seseorang yang memiliki cukup banyak pelatihan dan pengalaman. Kita harus menemukannya dan membawanya ke pengadilan secepat mungkin," kata Brennan, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Jumat (4/7/2014).

Sementara itu, anggota kongres AS sekaligus mantan pimpinan komite keamanan dalam negeri Peter King mengatakan, Al-Asiri adalah 'jenius yang jahat' "Dia terus mengembangkan (bom) dan melakukan penyesuaian," kata dia. Sumber-sumber yakin, Al-Asiri, yang juga dikenal sebagai Abu Saleh, telah memindahkan markas dari Yaman ke Suriah, dengan rencana untuk menyerang penerbangan trans-Atlantik.

Sumber dari badan kontra-intelijen AS mengatakan, ada indikasi para pembuat bom Al Qaeda yang bermarkas di Yaman telah menuju Suriah untuk membantu operasi organisasi militan lain di sana: Front Al Nusra.

Selanjutnya: Bom dimasukkan ke perut...

2 dari 2 halaman

Bom Dimasukkan ke Perut

Sementara, seperti dimuat News.com.au, ada kekhawatiran bom yang ditanam di organ dalam tak akan terdeteksi perangkat pengaman di bandara-bandara.

Meski bedah implan untuk memasukkan bahan peledak tak mudah, namun berpotensi lolos dari pengamanan bandara. Bahan utama yang diperlukan adalah cairan bening peledak, yang tak terdeteksi detektor metal maupun pemindai sinar -X.

"Dokter beda akan membuka rongga perut dan memasukkan bahan peledak di antara organ internal," kata Dr Mark Melrose kepada ABC News.

"Ledakan akan teredam oleh tubuh itu sendiri. Sebab, 90 persen tubuh manusia terdiri dari air, yang secara efektif menyerap ledakan, dan...ledakan akan cenderung ke arah langit-langit, ke atas, tidak menyebar ke seluruh ruangan," kata sejarawan Michael Burleigh.

Sebaliknya, cara seperti itu bisa menguntungkan para teroris. "Jika bom tersebut diposisikan secara strategis, ledakan akan mengubah tulang belulang manusia menjadi benda tajam -- yang akan sama bahayanya dengan bom berisi paku." (Yus)