Sukses

Antusiasnya Ekspatriat Indonesia Nyoblos Pilpres di Arab Saudi

Dari 15.000, 8.041 pemilih terdaftar di Dubai dan Emirat Utara dan sisanya di Abu Dhabi. "Ini adalah pemilu presiden langsung ketiga kami".

Liputan6.com, Dubai - Lebih dari 15.000 orang Indonesia telah terdaftar untuk mencoblos, tetapi menurut para diplomatik di Abu Dhabi dan Dubai jumlah partisipasi pemilih berkurang 20% dari pileg pada tanggal 9 April tahun ini. Kendati demikian, para ekspatriat Indonesia di United Arab Emirate (UAE) atau lebih dikenal dengan istilah Arab Saudi, begitu antusias memberikan suara dari luar negeri untuk pertama kalinya.

Pemilihan presiden langsung ketiga di Abu Dhabi dan Dubai digelar pada Jumat 3 Juli 2014. Dilansir dari Khaleej Times, Sabtu (5/7/2014), dari 15 ribu pemilih, 8.041 di antaranya terdaftar di Dubai dan Emirat Utara. Sementara sisanya di Abu Dhabi.

Hanafi Athena dari Kedutaan Besar Indonesia di Abu Dhabi mengatakan, sebagian besar pemilih yang terdaftar adalah pekerja rumah tangga, yang mendapatkan informasi tetapi melalui pesan teks ke majikan mereka. "Ini adalah pemilu presiden langsung ketiga kami, setelah 2004 dan 2009. Sebelumnya, presiden dipilih oleh parlemen," kata Athena.

Sementara Adiguna Wijaya di Konsulat Indonesia di Dubai mengatakan, bahwa hanya 1.500 orang yang diperkirakan akan mencoblos dari Dubai dan Emirat Utara. "Dalam pemilihan parlemen terakhir, hanya 300 orang Indonesia yang memberikan suara dalam pemilihan langsung pertama di luar Indonesia," ucap dia.

Adiguna menuturkan, pemungutan suara dalam pemilihan presiden di luar Indonesia dilakukan dari 4-6 Juli, tetapi di Timur Tengah, hanya pada hari Jumat. "Kami mengharapkan jumlah pemilih yang lebih baik tahun ini, didasarkan pada antusiasme warga. Kami mendirikan 3 pusat pemungutan suara di Dubai dalam mengantisipasi pemilih yang lebih baik dibandingkan dengan April lalu," bebernya.

Salah satu WNI yang begitu antusias dalam pilpres langsung pertama di luar Indonesia, adalah Amelia Kusnindito yang telah menjadi penduduk Dubai selama 14 tahun. Dirinya berharap, presiden berikutnya akan membuat perubahan dalam hukum negara pada perkawinan campuran.

"Saya menikah dengan orang Inggris, tapi aku hanya bisa membawa paspor Indonesia. Saya tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan paspor Inggris karena ini adalah hukum. Saya sangat berharap dalam hati, bahwa saya memilih presiden dalam pemilu ini akan mendukung perubahan. Sejauh ini, saya telah melihat bahwa calon ini mendukung diaspora Indonesia, terutama yang menikah dengan bangsa lain di luar negara saya," ucap Amelia.

Ekspatriat lainnya yang tak kalah antusias berpartisipasi nyoblos yakni Tjatur BektiAstuti Legrjan. Ia menikah dengan orang Jerman dan telah di Dubai selama 2 tahun. "Ini adalah saatnya bagi kita, orang Indonesia, untuk memberikan pendapat kami dan menunjukkan pilihan kami untuk seorang pemimpin. Saya harap yang saya pilih kali ini akan meningkatkan negara kita dalam hal menghilangkan birokrasi bobrok," tuturnya.

"Di Dubai, jika pihak berwenang mengatakan membayar 2 ribu dirham, saya mendapatkan dokumen atau layanan apa yang saya inginkan untuk jumlah itu. Di Indonesia, jika mereka mengatakan membayar Rp 200 ribu, aku tidak akan mendapatkan apa yang ku mau sampai memberikan uang ekstra. Aku ingin presiden baru mengakhiri ini," papar Tjatur. (Mut)