Liputan6.com, Washington - Media ternama Amerika Serikat (AS) Washington Post melaporkan hasil penyadapan yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) terhadap sejumlah pihak, baik di dalam negeri, termasuk warga Negeri Paman Sam, maupun pihak di luar negeri, mencakup pemimpin asing.
Dalam laporannya, disebutkan bahwa sekitar 90 persen yang disadap adalah percakapan yang dilakukan oleh para netizen atau pengguna internet. Percakapan warga tersebut lebih banyak ketimbang pembicaraan pejabat negara.
Pada sebagian besar percakapan warga dunia maya itu, komunikasi yang paling banyak disadap adalah soal hubungan romansa percintaan, patah hati, hubungan terlarang, dan curahan hati soal keuangan pribadi.
Hal tersebut merupakan hasil analisis terhadap 160 ribu e-mail atau surat elektronik, 7.900 dokumen dari akun pribadi jejaring sosial yang dikumpulkan NSA dari 2009-2012.
"Juga didapat komunikasi soal proyek rahasia energi nuklir luar negeri. Informasi rahasia militer, dan identitas peretas yang mencoba masuk jaringan Amerika Serikat," demikian laporan itu, yang juga dimuat BBC.
Selain itu, Washington Post menuliskan juga bahwa AS menetapkan seluruh negara sebagai target intelijen NSA untuk disadap, kecuali sekutunya, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
NSA menjadi bulan-bulanan pemberitaan dunia sejak mantan karyawannya, Edward Snowden membocorkan dokumen rahasia lembaga tersebut pada akhir 2013 lalu.
Lewat dokumennya, Snowden mengungkap, sejumlah petinggi negara yang disadap AS, di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Gara-gara pengungkapannya itu, Snowden diburu Amerika Serikat. Dia bersembunyi di Rusia setelah mendapat suaka dari pemerintahan Presiden Vladimir Putin. (Ein)
Baca juga:
Advertisement
Wanita Klaim Terima Foto Selfie Almarhum Nenek dari Dunia Lain
Kisah Sepasang Wanita Kembar Siam Mencintai Pria yang Sama
Komandan Pemberontak Pidato Berapi-api, Eh Bukunya Hello Kitty