Sukses

Sinkhole Menguak Keberadaan Kuil Kematian Firaun Mentuhotep II

Penggalian lebih lanjut dari situs kuli kuno dibatasi karena banyak bangunan yang dihuni manusia di atasnya.

Liputan6.com, Abydos - Retakan di dinding, lubang aneh yang terbentuk di jalan, dan puncaknya suara gemuruh terdengar mengerikan. Malam itu sinkhole atau lubang runtuhan terbentuk di pinggiran kota Abydos di Mesir.

Sinkhole tak hanya membuat jalanan sempit di depan rumah warga bolong, namun juga menguak portal menuju 'kuil kematian' yang sudah lama hilang.

Seperti dilaporkan Luxor Times, lubang misterius tersebut menarik perhatian pegawai kota yang berdatangan memeriksanya.



Penasaran, para pegawai pemerintah memasuki lubang tersebut. Mereka lantas sadar, telah menguak dua hal. Pertama, bahwa jalan ambles gara-gara terowongan yang digali dari dalam rumah warga.

Kedua, mereka telah menemukan sebuah konstruksi kuno. Sebuah kuil kematian. Si penggali terowongan diduga sebagai penjarah harta karun. Polisi Pariwisata dan Purbakala pun dipanggil, untuk menangkap para kriminal.

Para ahli Mesir Kuno yang datang ke lokasi memeriksa apa sebenarnya yang ada di bawah pemukiman yang didirikan pada tahun 1935, yang jaraknya sekitar 150 meter dari Temple of Seti I atau Kuil Seti I --firaun Mesir Kuno (dinasti ke-19), putra Ramses I dan Ratu Sitre.



Setelah menopang pintu masuk dan atap terowongan dengan kayu, agar aman, para ahli memasuki lubang. Awalnya, mereka hanya menemukan puing-puing. Lalu, para arkeolog tersebut harus menghindari pipa limbah yang bocor.

Namun, hanya beberapa meter di bawah jalan, ditemukan dinding-dinding tua, para peneliti disambut dengan pemandangan menakjubkan, hieroglif kuno yang berbaris rapi di sana.



Sebuah relief tinggi -- menyatakan dengan bangga -- bahwa itu adalah kuil peringatan kematian Nebhepetre Mentuhotep II, yang memerintah sekitar 2.046-1995 Sebelum Masehi.

Beberapa artefak dan prasasti yang didedikasikan untuk firaun ini juga ditemukan di tempat lain. Di Abydos, Aswan dan Thebes.

Mentuhotep II memerintah pada saat perang saudara terjadi di Mesir. Ia melanjutkan perang melawan Mesir Hilir atau Mesir Bawah selama 39 tahun masa pemerintahannya.

Dengan kemenangannya itu, Firaun yang memerintah selama 51 tahun tersebut menyatukan Mesir dan mengakhiri Periode Menengah Pertama. Ia dianggap sebagai firaun pertama Kerajaan Tengah. Dengan gelar "Horus, he who invigorates the heart of the two lands" -- Horus, dia yang menguatkan hati dua tanah".

Periode Menengah pertama, sering disebut sebagai "periode gelap" dalam sejarah Mesir kuno, berlangsung sekitar tiga ratus tahun setelah berakhirnya Kerajaan Lama sekitar 2181-2055 SM.

Belakangan, para arkeolog telah menyingkirkan tangki limbah -- yang kebocorannya mengikis prasasti. Ruangan kuil dibersihkan untuk kerusakan lebih lanjut.

"Saya berharap akan ada lebih banyak petunjuk ke situs ini, mungkin juga situs lain, dari era sebelum maupun setelah Mentuhotep II," kata salah satu ekskavator, Ayman Damarany kepada Luxor Times, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Selasa (8/7/2014).

Namun, penggalian lebih lanjut dari situs kuli tersebut dibatasi karena banyak bangunan yang dihuni manusia di atasnya. (Tnt)