Sukses

Jadi Gubernur Minoritas, Ahok: Aku Pernah di Tempat Lebih Bahaya

Walaupun ormas-ormas agama di Jakarta terkenal keras, Ahok mengaku juga tak merasa was-was.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi Gubernur DKI jika Jokowi terpilih jadi presiden, diakui Basuki Tjahaja Purnama akan memicu gerakan penolakan dari pihak mayoritas. Namun, pria yang karib disapa Ahok itu mengatakan dirinya tak merasa khawatir.

"Kalau itu aku udah pernah di tempat lebih bahaya," ucapnya, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Menurutnya, ia sudah pernah berada dalam situasi menjadi pemimpin dari kalangan minoritas di daerah yang penduduknya mayoritas. Yaitu ketika ia menjadi Bupati di Belitung Timur, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Sementara dirinya merupakan keturunan Tionghoa dan non-muslim.

Kendati demikian, Ahok tetap bisa diterima oleh warganya meski ada perbedaan.

Walaupun ormas-ormas agama di Jakarta terkenal keras, Ahok mengaku juga tak merasa was-was. Karena dia tak melakukan tindakan yang melanggar norma dan nilai-nila masyarakat. Jika pun nantinya sampai ada yang berbuat anarkis, Ahok meyakini aparat keamanan akan bergerak.

"Kan ada polisi. Kalau nggak buat salah, ya nggak apa-apa. Negara tidak boleh kalah. Kalau masih mental primodialisme, bubaran Indonesia," ucapnya.

Bahkan, politisi Partai Gerindra itu menganggap dirinya dapat menentukan masa depan Negara Republik Indonesia (NKRI), jika nantinya sejumlah pihak menolak keras dia yang dari kalangan minoritas, menjadi Gubernur DKI.

"Aku senang bisa menentukan masa depan NKRI, kalau status aku dipermasalahkan. Iya kan? Menentukan karena mau terusin founding fathers atau nggak?" ucap Ahok. (Ein)

Video Terkini