Sukses

Ayah Cari Wilayah Tak Bertuan dan Nobatkan Anaknya Jadi Putri

Pria bernama Yeremia Heaton itu bahkan rela berjalan kaki melintasi gurun Mesir, untuk menemukan tanah yang belum diklaim itu.

Liputan6.com, Virginia - Demi mewujudkan keinginan buah hatinya, seorang ayah dari Virginia mencarikan kawasan kosong yang belum diklaim siapapun. Untuk dijadikan kerajaan. Lalu ia menobatkan anak perempuannya sebagai putri.

Dikutip dari Al Arabiya, Rabu (16/7/2014), ia pergi ke Afrika dan mengklaim sebuah wilayah sebagai kerajaan. Lokasinya berada di antara Mesir dan Sudan.

Pria bernama Yeremia Heaton itu bahkan rela berjalan kaki melintasi gurun Mesir, untuk menemukan tanah yang belum diklaim di antara Mesir dan Sudan yang dikenal dengan sebutan Bir Tawil.

Bir Tawil adalah salah satu area terakhir yang belum diklaim di bumi, dan Heaton kini mengklaimnya untuk sang putri kecil.

"Pada saat itu, aku tidak tahu bagaimana akan mewujudkan keinginannya. Tapi aku tahu, aku harus menemukan jalan untuk itu," kata Heaton.

Daerah yang diklaim Heaton memiliki luas sekitar 800 mil persegi. Mudahnya proses klaim itu karena tak ada masalah sengketa tanah. Meski beberapa orang telah duluannya mengklaim secara online.

Namun Heaton percaya, jika dirinyalah yang berhak mengklaim tanah itu. Karena dialah orang pertama yang menanam bendera berlatar biru dengan bintang-bintang untuk mewakili keberadaan keluarga Heaton.

Heaton membutuhkan waktu 14 jam, untuk melakukan perjalanan dengan van ke area yang kini berganti nama menjadi Kerajaan Sudan Utara. Ia melakukan perjalanan itu bersama anak-anaknya.

"Aku ingin menunjukkan ke anak-anakku, aku akan benar-benar pergi ke ujung dunia, untuk membuat keinginan serta impian mereka menjadi nyata," urai Heaton.

Setelah kembali pulang, Heaton menyematkanmahkota putri kepada sang buah hati. Ia lalu mengatakan kepada semua anggota keluarga, sekarang si kecil sudah dinobatkan sebagai Putri Emily.

Sejak dinobatkan, Emily pun kerap memakai mahkota ke mana pun.



"Ini keren," kata Emily, yang tidur di tempat tidur berbentuk istana bertuliskan sesuai nama kerajaannya.

"Sebagai seorang putri, adalah tugasku untuk memastikan semua anak-anak di wilayah ini memiliki makanan," tambah Emily.

Shelia Carapico, profesor ilmu politik dan studi internasional di University of Richmond mengatakan ke Bristol Herald Courier -- sebuah surat kabar Virginia setempat, bahwa kedua negara baik Mesir dan Sudan harus mengakui area Heaton. Sampai ia mengurus klaim legal atas tanah itu.

Heaton mengungkapkan, ia bermaksud mendapatkan pengakuan formal dengan negara-negara Afrika. Langkah pertama itu, akan ditempuhnya pada Sudan dan Mesir untuk mengenali kerajaannya.

Rencananya, Heaton akan membangun hubungan positif dengan Sudan dan Mesir. Ia juga akan mengubah kerajaan yang didirikannya menjadi pusat produksi pertanian, sesuai dengan permintaan putrinya.

Dia begitu percaya diri, klaimnya akan ditanggapi dengan serius.

Heaton ternyata memiliki keinginan untuk memenuhi janji dan mimpi anak-anaknya. "Sebagai orang tua, Anda kadang-kadang tidak pernah berpikir menempuh cara yang sebelumnya tak pernah terpikirkan," tutur Heaton.

Sejauh ini, belum diketahui apakah dua anak Heaton yang lain, Caleb dan Justin, akan mengadopsi gelar pangeran seperti saudarinya yang kini menjadi putri. (Ein)

Baca Juga:

Ibu Tersambar Petir Saat Hamil, Bayi Ini Berambut Jabrik 

Aksi Gadis Palestina Tonjok Tentara Israel Populer di YouTube

Ada Lubang Misterius di Kawasan 'Akhir Dunia'