Sukses

Foto Selfie Sepasang Kekasih Korban MH17 untuk Presiden Putin

Sambil menunjukkan foto selfie Bryce dan Daisy, sang ibu mengutarakan permohonannya kepada Putin.

Liputan6.com, Amsterdam - Sebanyak 193 jasad korban kecelakaan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 yang ditemukan, diangkut ke dalam kereta 5 gerbong di stasiun kereta api Torez, 15 kilometer dari lokasi kecelakaan.

Tim Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) belum diizinkan oleh pihak pemberontak Ukraina untuk membawa pulang jasad tersebut. Kelompok separatis pro-Rusia akan memberi izin bila delegasi penerbangan internasional telah tiba di lokasi jatuhnya pesawat karena ditembak rudal tersebut.

Hal ini membuat pihak keluarga korban MH17 geram. Mereka yang sudah sangat terpukul dengan tewasnya anggota keluarga semakin kesal dengan kondisi tersebut.

Salah satunya, nyonya Fredriksz asal Belanda. Putranya, Bryce Fredriksz (23) dan sang pacar, Daisy Oehlers (20) menjadi 2 dari 298 penumpang yang berada di Boeing 777 tersebut.

Ibu itu datang ke pelayanan darurat Bandara Schiphol Amsterdam dan mengirim pesan khusus untuk Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai orang yang ia anggap bertanggung jawab atas penembakan MH17 yang diduga dilakukan separatis pro-Rusia.

Sambil menunjukkan foto selfie Bryce dan Daisy, Fredriksz mengutarakan permohonannya. "Ini anak saya dan pacarnya. Usianya 23 dan 20 tahun," ujarnya, seperti dimuat News.com.au, Senin (21/7/2014).

"Mereka berdua ada di sana (Ukraina). Saya ingin jasad mereka kembali. Saya ingin menguburkan mereka. Lihat ini orang-orang tampan dan cantik. Tuan Putin, saya ingin mereka kembali," kata sang ibu sambil memperlihatkan foto selfie anaknya itu, seolah berbicara langsung kepada Putin.

Sang ibunda itu mengaku khawatir dengan adanya kelompok pemberontak yang berjaga di lokasi jatuhnya pesawat. Dia juga mengaku heran mengapa separatis itu menghalangi upaya evakuasi tim internasional. Dia juga menyebut para korban MH17 digunakan sebagai pion dalam permainan politik internasional.

"Bawa mereka ke Belanda. Saya ingin mereka kembali. Kami ingin mereka dikubur atau dikremasi. Sekarang kita menunggu," jelas Fredriksz.

Pihak keluarga lain, Hans de Borst, yang anak tunggalnya, Elsemiek de Borst (17) tewas di pesawat dengan ibunya saat akan berlibur ke Malaysia, menulis surat kepada Putin, dengan kata-kata sindiran.

Begini isinya.

"Tuan Putin, Terima kasih banyak kepada para pemimpin separatis dari Ukraina atas pembunuhan ibuku dan anak tunggalku, Elsemiek.

Dia berusia 17 tahun, siswa SMA di Segbroek College di Denhaag, dalam perjalanan untuk liburan di Malaysia. Elsemiek mau ujian akhir tahun depan bersama dengan teman-teman terbaiknya, Julia dan Marina. Dan ia telah menorehkan prestasi dengan baik di sekolah. Dia kemudian ingin pergi ke TU Delft (Universitas Teknik Belanda) untuk belajar teknik. Dan ia berharap untuk itu! Tapi kini dia sudah tiada. Ia ditembak di udara di negara yang dilanda perang."

Buat Tuan-tuan sekalian, saya harap Anda senang, telah menghancurkan masa muda seseorang dengan penembakan. Coba Anda lihat diri Anda di cermin!

Terima kasih lagi. Hormat kami, ayah Elsemiek Hans, yang hidupnya hancur. "