Liputan6.com, Donetsk - Para ahli telah tiba di lokasi jatuhnya MH17 di Ukraina timur setelah pemerintah Ukraina dan kelompok pemberontak setuju menaati gencatan senjata. Sejumlah pimpinan negara menyerukan agar penyelidikan segera dimulai, menyusul adanya kekhawatiran akan barang bukti yang rusak.
Seorang anggota team dari Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE), Michael Bociurkiw, menyatakan pecahan pesawat telah dipotong-potong, kemungkinan untuk mengevakuasi jenazah.
"Kami mendapati pecahan-pecahan besar, saya melihat ekor serta bagian belakang pesawat. Berbeda dengan apa yang saya lihat pertama kali. Puing-puing ini telah dipotong," tutur Bociurkiw seperti dikutip Liputan6.com dari BBC (23/07/2014).
Baca Juga
Sebelumnya tim OSCE telah mengunjungi lokasi kecelakaan beberapa kali. Mereka melakukan penyelidikan didampingi kelompok separatis pro-Rusia.
Advertisement
Menurut ahli penerbangan David Learmount, prosedur yang benar adalah lokasi kecelakaan harus diamankan sehingga bukti di TKP tidak rusak sampai tim penyelidik tiba. "Situs ini tidak pernah diamankan hingga sekarang," kata Learmount.
Setelah tiba di lokasi kecelakaan, tim tersebut akan memulai penyelidikan dengan melihat tanda-tanda luar dari puing-puing.
"Pola puing-puing pesawat yang jatuh juga sangat penting. Jika puing tersebar dalam wilayah yang luas, hal ini dapat menunjukkan pesawat meledak dan jatuh berkeping-keping di langit," jelasnya.
"Bagian luar pesawat dapat memberikan bukti penting, itu bisa membuktikan jejak bahan peledak dari dalam pesawat, maupun tembakan dari luar," tambah Learmount.
"Beberapa puing yang saya lihat tampak seolah-olah ditembak, hal ini menunjukkan bukti bahwa ada sesuatu yang ditembak mengenai MH17, bukan ledakan dari dalam," jelas ahli penerbangan dari Universitas Loughborough dan mantan penyelidik kecelakaan udara, David Gleave.
Sejauh ini, kotak hitam yang ditemukan telah diserahkan kelompok Pro-Rusia kepada pemerintah Malaysia pada Senin 21 Juli 2014. Delegasi Malaysia menyatakan, kotak hitam yang telah diserahkan berada dalam kondisi yang baik.
Dua perekam yang berada dalam kotak hitam pesawat itu, menyimpan informasi penting tentang data penerbangan dan transkrip pembicaraan di kokpit pesawat.
Sedangkan jenazah korban pesawat kini telah diterbangkan ke Belanda untuk diidentifikasi.
Mantan wakil ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS Robert Francis mengungkapkan, proses identifikasi bergantung dari temuan di lokasi kejadian. Banyaknya tubuh korban yang terpisah-pisah membuat analisis penyebab jatuhnya pesawat dan bagaimana mereka tewas menjadi sulit.
Proses identifikasi korban sendiri dapat memakan waktu berbulan-bulan.
Pesawat MH17 yang mengangkut 298 orang jatuh ditembak di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina, pada Kamis 17 Juli 2014.
Pemberontak Pro-Rusia membantah tuduhan sebagai pelaku penembakan, dan menuding balik pemerintah Ukraina berada di balik tragedi tersebut. (Imelia Pebreyanti)
Baca Juga:
Ukraina: Perwira Rusia Tekan Tombol Rudal ke Arah MH17