Sukses

Rusia: Jika Kami Terlibat Penembakan MH17, Mana Buktinya?

Beberapa foto yang beredar di media sosial memperlihatkan rudal yang melintasi perbatasan Rusia dan Ukraina.

Liputan6.com, Moskow - Rusia menjadi salah satu pihak yang dituding bertanggung jawab atas penembakan terhadap pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17. Moskow disebut sebagai pemasok senjata untuk pemberontak Ukraina pro-Rusia untuk menembakkan rudal ke pesawat.

Sejumlah pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) mengklaim memiliki foto citra satelit yang menunjukkan rudal yang mengenai MH17 dan ditembakkan dari wilayah separatis pro-Rusia.

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Rusia, Anatoly Antonov meminta AS untuk tunjukkan bukti. "Dari mana data tersebut? Jika memang ada, mengapa itu tidak dipublikasikan?" cetus Antonov, seperti dimuat Russia Today, Kamis (24/7/2014). "Apa alasannya ia membuat tuduhan tersebut? Apakah itu dibuat-buat?" imbuh dia.

Beberapa foto yang beredar di media sosial memperlihatkan rudal yang melintasi perbatasan Rusia dan Ukraina. Namun menurut Antonov, hal itu tidak benar.

"Bisa saja itu sistem rudal Buk milik Ukraina yang tengah diangkut warga dengan mesin peluncur di Kota Krasnoarmeysk yang dikuasai militer Ukraina? Atau jika memang itu foto rudal BUK 312, maka harusnya ada foto peluncur yang sama dengan yang dimiliki Ukraina."

Selain itu, Antonov mempertanyakan mengapa AS mengesampingkan kemungkinan bahwa pesawat tersebut ditembak oleh tentara Ukraina dan sengaja mengarahkan tuduhan kepada Rusia.

Moskow sebelumnya telah merilis data pantauan militer pada Selasa, 22 Juli 2014. Letnan Jenderal Andrei Katopolov menjelaskan, catatan penerbangan Rusia menunjukkan jet militer Ukraina terbang hanya beberapa kilometer dari jarak penerbangan pesawat MH17, seperti dilansir News.com.au.

"SU-25 berada pada jarak 3,5 km dari lokasi pesawat MH17, dengan rudal R-69 ia mengunci sasaran target dari 12 km dan kemudian menembakkannya pada jarak 5 km", papar Kartopolov.

Pihak Ukraina sendiri telah membantah hal tersebut dan menuding balik Rusia. "Pelakunya pasti Rusia," kata Vitaly Nayda, direktur keamanan informasi Ukraina yang menyuarakan tudingan tersebut dalam wawancara dengan CNN.

"Seorang perwira yang terlatih, dilengkapi senjata, dan sudah berpengalaman...memencet tombol." Intelijen Ukraina, kata dia, punya bukti yang mendasari klaim tersebut.

Menurut Nayda, bukti itu adalah rekaman audio yang didapat pihak intelijen. "Kami merekam percakapan antara perwira Rusia dan seseorang di kantornya di Moskow," kata dia. "Kami tahu pasti, beberapa menit sebelum rudal ditembakkan, ada laporan ke perwira tersebut bahwa pesawat (target) telah datang.

Kini dua kotak hitam MH17 telah tiba di Hampshire, Inggris pada Rabu, 23 Juli untuk diselidiki. Penyebab utama jatuhnya pesawat sekaligus pelaku penembakkan bisa terungkap dari perekam penerbangan tersebut. Sementara 298 korban jiwa telah dievakuasi untuk diidentifikasi. (Imelia Pebreyanti/Ein)