Liputan6.com, Moskow- Surat kabar Rusia berhaluan kiri, Novaya Gazeta, mempublikasikan permintaan maaf terkait insiden tragis yang menimpa pesawat Malaysia Airlines MH17. Di halaman depan.
Permintaan maaf tersebut dianggap provokatif, sebab, ditulis dalam Bahasa Belanda, bukan Rusia. Dan yang paling utama, sikap media tersebut melenceng dari versi resmi Kremlin -- yang menyebut serangan terhadap pesawat maskapai negeri jiran itu dilakukan Ukraina.
"Maafkan Kami, Belanda," demikian headline yang terpampang di halaman depan," seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Jumat 25 Juli 2014.
Juga terpampang di halaman depan adalah foto muram konvoi mobil jenazah yang membawa jasad-jasad korban MH17 dari Eindhoven ke Hilversum untuk dianalisis secara forensik. Belum semua jenazah korban dievakuasi dari lokasi kejadian di wilayah Ukraina timur yang bergolak akibat pemberontakan.
Novaya Gazeta didirikan mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbechev, dari uang yang ia terima saat menerima penghargaan Nobel Perdamaian. Media tersebut punya reputasi baik karena sikap kritisnya terhadap perpolitikan Rusia. Juga karena jurnalisme investigatif yang mereka terapkan.
Namun, investigasi yang mereka lakukan kerap harus dibayar mahal. Empat jurnalisnya menjadi korban pembunuhan sejak 2001.
Yang paling mengemuka adalah kasus yang menimpa wartawan Anna Politkovskaya, yang mengritik tindakan Rusia di Chechnya. Politkovskaya ditembak dan tewas di apartemennya pada 2006, dan meskipun 5 orang dinyatakan bersalah atas pembunuhannya, identitas mereka yang memerintahkan kematiannya belum pernah terungkap. (Yus)