Liputan6.com, Aljir - Penyebab jatuhnya pesawat maskapai Aljazair Air Algerie dengan nomor penerbangan AH5017 di Mali masih diselidiki. Dugaan sementara, pesawat jatuh karena cuaca buruk. Ada saksi mata yang bilang kapal terbang yang mengangkut 116 orang itu disambar petir.
Namun, Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra mengatakan, ada kelompok pemberontak yang bercokol di dekat lokasi jatuhnya pesawat di Mail Utara, beberapa jam saat kejadian berlangsung, Kamis 24 Juli 2014.
Lantas apakah mungkin pemberontak Mali tersebut menembak pesawat AH5017? Sejumlah pihak membantah. Salah satunya Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve. Dia mengatakan, kemungkinan besar kapal terbang yang dicarter dari Spanyol itu jatuh akibat cuaca buruk.
"Menurut kami, pesawat ini kecelakaan karena faktor cuaca," ujar Bernard, seperti dimuat Al-Arabiya, Sabtu (26/7/2014). Meski sejumlah ahli penerbangan tak mengesampingkan dugaan lain yang menjadi pemicu jatuhnya kapal terbang.
Menteri Transportasi Prancis Frederic Cuvillier menilai sangat mustahil atas kemungkinan bahwa pesawat AH5017 jatuh ditembak pemberontak. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius juga menegaskan pihaknya yakin pesawat jatuh karena cuaca buruk.
Para penumpang yang berada di dalam pesawat terdiri dari 51 warga negara Prancis, 27 warga Burkina Faso, delapan warga Lebanon, enam warga Aljazair, lima warga Kanada, empat warga Jerman, dua warga Luxemburg, satu warga Swiss, satu warga Belgia, satu warga Mesir, satu warga Ukraina, satu warga Nigeria, warga satu Kamerun, dan satu warga Mali.
Menurut pejabat Prancis, sebanyak 10 orang pada keluarga yang sama termasuk dalam 51 warga Prancis yang meregang nyawa.
Selain itu, ada 6 kru pesawat yang seluruhnya berasal dari Spanyol. Air Algerie ini dicarter dari maskapai penerbangan Spanyol, Swift Air.(Ein)
Petir atau Pemberontak Tewaskan 116 Penumpang Air Algerie?
Menlu Aljazair Ramtane Lamamra mengatakan ada kelompok pemberontak yang bercokol di dekat lokasi jatuhnya pesawat.
Advertisement