Liputan6.com, Mali - Presiden Perancis Francois Hollandetelah buka suara terkait para korban dalam kecelakaan pesawat Air Algerie yang jatuh di Mali, Afrika Barat pada 24 Juli 2014. Ia pun telah berjanji, bahwa jenazah 118 korban tewas dalam burung besi itu akan dibawa ke Prancis.
"54 Warga negara Prancis berada di penerbangan AH5017. Tidak ada yang selamat," ucap Hollande setelah dia bertemu keluarga korban di Paris seperti dimuat BBC, Minggu (27/7/2014).
10 Korban warga negara Prancis dalam pesawat nahas AH5017, merupakan satu keluarga. "Tiga hari berkabung nasional juga akan diberlakukan di Prancis dari Senin 28 Juli," demikian ungkap Hollande melalui pernyataan dari kantornya.
Advertisement
Sementara Aljazair sendiri telah melakukan tiga hari masa berkabung atas kecelakaan itu.
"Monumen peringatan akan didirikan di situs tersebut, dan keluarga-keluarga yang ingin mengenangnya bisa mengunjungi nanti," jelas Hollande.
Pengendali lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat Kamis 24 Juli pagi, setelah pilot melaporkan ada badai pasir. "Kontak dengan AH penerbangan 5017 itu kehilangan sekitar 50 menit setelah lepas landas dari Ouagadougou awal pada Kamis pagi," kata pihak maskapai Air Algerie.
"Pilot telah menghubungi menara kontrol Niger di Niamey sekitar pukul 01.30 untuk mengubah arah karena badai pasir," beber para pejabat.
Kemudian Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengumumkan kepada jaringan radio Prancis RTL pada hari Jumat 25 Juli, bahwa pesawat Air Algerie itu hancur pada saat jatuh.
"Kami pikir pesawat jatuh karena alasan terkait dengan kondisi cuaca, meskipun tidak ada teori yang dapat dikecualikan pada saat ini," kata Bernard.
Tim pencari PBB yang telah menjelajahi lokasi kecelakaan Air Algerie. Kemudian menemukan kedua black box atau kotak hitam pesawat. Pesawat nahas McDonnell Douglas MD-83 itu disewa oleh maskapai Spanyol Swiftair, saat terbang dari ibukota Burkina Faso, Ouagadougou ke Aljir. (Mut)
Baca Juga:
Pesawat Aljazair Berpenumpang 116 Jatuh karena Tersambar Petir?
Jaga Puing Air Algerie, Pemerintah Prancis Siagakan Militer
Petir atau Pemberontak Tewaskan 116 Penumpang Air Algerie?