Sukses

Kondisi Memanas, Kedubes Inggris di Libya Ditutup Sementara

Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 200 orang tewas di Tripoli dan Benghazi. "Risiko terjebak dalam baku tembak terlalu besar..".

Liputan6.com, Tripoli - Kondisi Libya yang semakin memanas, membuat kedutaan Inggris di Tripoli ketar-ketir. Alhasil, mereka pun menutup sementara kantor kedutaannya.

Departemen Luar Negeri Inggris juga telah mendesak warganya untuk segera meninggalkan negara itu. Bantuan konsuler yang biasa diberikan pihak kedutaan, mulai dihentikan pada Senin 4 Agustus.

Duta Besar Inggris Michael Aron menggambarkan situasi di Libya sangat buruk saat ini. Sehingga para staf baru akan kembali ke kedutaan setelah keamanan memungkinkan. Demikian diberitakan BBC, Jumat (2/8/2014).

Sementara bagi warga Inggris yang akan meninggalkan Libya, akan dibantu prosesnya oleh pihak kedutaan.

Libya telah dicengkeram oleh ketidakstabilan sejak pemberontakan tahun 2011. Dalam dua pekan terakhir, lebih dari 200 orang tewas di Tripoli dan Benghazi. Ribuan pengunjuk rasa juga turun ke jalan-jalan di dua kota itu pada hari Jumat 1 Agustus.

Situasi tersebut juga berdampak pada penerbangan komersial menuju dan melintasi Libya, yang untuk sementara waktu ditiadakan. Kementerian Luar Negeri Inggris (FCO) namun memperingatkan, bahwa jadwal penerbangan tersebut bisa berubah tanpa pemberitahuan.

Pada hari Rabu 31 Juli, British Airways telah menghentikan penerbangan ke dan dari Tripoli sampai dengan 5 Agustus. Terkait situasi keamanan di bandara internasional utama negara itu.

Kantor Kementerian Luar Negeri juga melakukan langkah serupa terhadap semua perjalanan ke Libya.

"Dengan berat hati kami telah memutuskan untuk menghentikan perjalanan ke Libya sementara waktu, dan meniadakan operasi di Kedubes #Libya. Kami akan kembali secepat mungkin setelah keamanan memungkinkan.." tulis Aron melalui Twitter.

"Pertempuran telah menyebar tempat kami berada, di Suraj. Dan risiko terjebak dalam baku tembak terlalu besar. Sangat menyedihkan..," tambah Aron.

Lanjut Aron, kantor perwakilan sementara akan dibuka di Tunisia.

"Karena pertempuran intens dan meluas di Tripoli, dan ketidakstabilan di seluruh Libya, saran Foreign and Commonwealth Office untuk menghentikan semua perjalanan ke Libya. Warga negara Inggris di Libya sangat disarankan untuk segera pergi," ucap seorang juru bicara FCO.

Sebelumnya, sebagian besar perwakilan dari negara-negara Barat juga telah menarik diplomatnya dari Libya.

Baca Juga:

Libya Memanas, Filipina Pulangkan 13.000 Warganya

Ketegangan Meningkat, AS Evakuasi Diplomatnya dari Libya

Ratusan Warga Asing, Termasuk WNI Mulai Tinggalkan Libya