Liputan6.com, Washington DC - Lembaga pemerintah milik Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa AS dan penelitian umum luar angkasa jangka panjang, tengah mempersiapkan misi terbarunya. Pesawat ruang angkasa NASA 2020 direncanakan akan mendarat di Planet Mars pada tahun 2021.
Pesawat tersebut rencananya akan membawa 7 proyek, yang nantinya akan mencari bukti-bukti kehidupan dan membawa pulang sampel yang berada di Planet Merah itu.
Salah satu proyek tersebut, berisi peralatan yang mampu mengubah karbon dioksida atau CO2 yang selama ini mendominasi udara di Mars menjadi oksigen atau O2. Namanya Moxie. Nantinya alat itu akan menganalisa apakah perubahan itu dapat mendukung kehidupan manusia, atau bisa menjadi bahan bakar untuk roket berawak.
Proyek lainnya yang juga dibawa, adalah 2 kamera dan sebuah stasiun cuaca uji coba seberat 40 kg.
"Hari ini adalah hari yang menggembirakan bagi kami," kata astronot dan administrator NASA John Greunsfeld saat mengumumkan muatan pesawat Mars 2020 seperti dilansir BBC, Senin (4/8/2014).
Baca Juga
Dengan berat 1 ton dan biaya US $1,9 miliar atau sekitar Rp 22,3 triliun, pesawat ini modelnya mengikuti Curiosity -- pesawat yang dijadwalkan mendarat pada Agustus 2012 lalu di Mars dan membawa 75 kg sampel ilmiah.
Kemampuan menciptakan oksigen itu tentu saja akan membantu terwujudnya misi pesawat berawak ke Mars. Karena pesawat tanpa awak harus membawa bahan bakar yang amat berat, serta membutuhkan biaya tinggi.
Sebelumnya, sudah ada pesawat luar angkasa NASA lain yang mampu menghasilkan oksigen dari karbon dioksida. Moxie akan menguji kemampuannya di atsmosfer Mars untuk pertama kali.
Suplai oksigen sangat penting bagi manusia yang akan mendarat di Mars. Karena pada umumnya para astronot bernapas dengan O2.
Seorang penguji Moxie, Profesor Tom Pike dari Imperial College mengatakan, perubahan fokus dalam misi ke Mars ibarat mengganti persneling.
"Ini lebih seperti Star Trek tua yang lebih berani, fokus utama dari misi ini adalah eksplorasi, bukan ilmu pengetahuan. Tidak banyak tempat yang bisa dituju manusia setelah Bulan. Saya akan mengatakan satu tempat yang praktis, dan itu adalah Mars," kata Tom.
Jarak Mars dari Bumi sekitar 140 juta mil, perjalanan ke Mars membutuhkan waktu sekitar 9 bulan dengan waktu paling singkat setengah tahun. (Imel Pebreyanti)
Advertisement