Sukses

10 Tahun Berkelana, Pesawat Rosseta Kian Dekati Komet

Konfirmasi pendekatan Rosseta dengan komet 67P baru diketahui pada Minggu 3 Agustus 2014 pukul 10.35 waktu setempat.

Liputan6.com, Berlin - Pesawat ruang angkasa Rosetta yang diluncurkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) pada tahun 2004 ke luar angkasa, kini sedang disorot. Sebab mesin itu akan melakukan pendaratan terakhir di komet 67P/ Churyumov-Gerasimenko, yang hanya menyisakan jarak 100 km.

Para ilmuwan pun kerap memantaunya. Konfirmasi pendekatan Rosseta dengan komet 67P baru diketahui pada Minggu 3 Agustus 2014 pukul 10.35 waktu setempat.

Kini tim ilmuwan tengah mengendalikan pesawat Rosetta, untuk tetap terbang di samping komet 67P yang meluncur 55,000 km per jam.

Rosetta yang telah meluncur satu dekade lalu, menempuh jarak 6,4 miliar km untuk memasuki orbit komet.

"Ini adalah misi fantastis yang pernah dilakukan, hal ini menjadi daya tarik baik eksplorasi, teknologi dan ilmu pengetahuan," kata ilmuwan European Space Agency Matt Taylor seperti dilansir BBC pada Rabu (6/8/2014).

Rosetta bersama dengan komet 67P akan melakukan perjalanan mengelilingi matahari, dan kemudian melakukan perjalanan kembali keluar menuju orbit Jupiter selama 17 bulan.

Misi ini penting untuk mempelajari susunan material yang ada pada komet serta mengetahui bagaimana asal mula bumi terbentuk.

Sepanjang sejarah, penampakan komet yang beberapa kali meluncur menerangi langit bumi telah menjadi daya tarik ilmuwan untuk menelitinya. Namun jarak jauh dan kecepatan komet yang tinggi saat meluncur ke bumi, membuat ilmuwan kesulitan untuk menelitinya.

Jika misi pendaratan Rosetta berhasil, ilmuwan akan meneliti bagaimana komet yang terdiri dari es dan batu dapat berubah akibat panasnya matahari. Mereka juga akan mencari molekul organik, asam nukleat, asam amino dan hal-hal lain penunjang kehidupan di bumi. Kemudian mengukur rasio hidrogen dan deuterium dalam kandungan es komet, untuk kemudian melakukan perbandingan dengan air di bumi.

"Ini adalah puncak dari proyek ilmiah yang saya kerjakan selama lebih dari dua pertiga karir ilmiah saya," ujar salah satu perancang pendaratan Rosetta, Professor Monica Grady.

"Pertanyaan terbesar yang akan kita coba temukan jawabannya yakni, darimanakah kehidupan Bumi berasal?" lanjut Monica.

"Bagaimana kehidupan dimulai? Apakah kehidupan kita berada dari komet dan bagaimana itu bisa terjadi? Apakah bumi berasal dari komet? Apakah komet yang membawa air ke bumi," tambah professor dari Open University itu. (Imelia Pebreyanti)