Liputan6.com, Beijing - Seorang anak seharusnya membahagiakan orangtua kala sudah dewasa. Namun tak demikian dengan Xu Qing. Pemuda asal China berusia 29 tahun ini malah menyusahkan orangtuanya. Karena tak mau bekerja.
Saking merasa putus asa melihat sang anak, kedua orangtuanya pun memperkarakannya ke pengadilan.
Semuanya berawal ketika Qing lulus dari universitas. Ibunya, Xu Hsing yang selalu memasak dan menyediakan segala keperluan sang anak pun memintanya bekerja. Daripada hanya berada di rumah, makan, tidur dan browsing internet.
Advertisement
Namun Qing menolaknya, dengan alasan bekerja terlalu membosankan. Ayahnya yang sempat mencarikan pekerjaan juga kecewa dengan perlakuan sang putra.
Seperti dilansir Oddity Central, Rabu (6/8/2014), Qing malah berhenti bekerja dengan alasan yang sama -- membosankan, padahal baru 3 bulan bekerja.
Parahnya, ia mengajak sang kekasih yang juga pengganguran untuk tinggal di rumah orangtuanya. Alhasil keduanya hanya berdiam diri di rumah dan menunggu diurusi oleh orangtua Qing.
Orangtua Qing yang kecewa, akhirnya mendesak sang anak untuk meninggalkan rumah, jika masih tidak mau mencari pekerjaan. Karena masih membandel, Xu Shing dan suaminya membawa masalah ini ke pengadilan.
Hakim memutuskan bahwa mereka tidak lagi mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan Qing, dan sang anak diminta untuk meninggalkan rumah.
Namun mengejutkan, Qing lagi-lagi tak mematuhi peraturan tersebut dan masih bertahan di rumah orangtuanya selama lebih dari 60 hari.
Orangtuanya yang geram pun terpaksa kembali lagi ke pengadilan, hingga hakim mengeluarkan surat keputusan untuk mengusir Qing dan kekasihnya dari rumah.
Kasus keluarga Qing kini mendapat perhatian luas dari media China. Masalah ini dianggap sebagai akibat kebijakan China, yang menerapkan aturan satu anak dalam satu keluarga. Banyak yang beranggapan, kebijakan ini hanya akan membuat generasi muda China tumbuh manja dan tidak pernah belajar berjuang sendiri.
"Memiliki anak seperti ini sungguh menyedihkan. Simpan dalam ingatan baik-baik: jangan merusak anak-anak," tulis salah seorang pengguna internet mengomentari kasus itu.
"Inilah cermin pendidikan saat ini. Orangtua membesarkan anaknya layaknya pangeran manja, mereka benar-benar melakukannya," tulis pengguna internet lainnya. (Imelia Pebreyanti)