Liputan6.com, Baku - Beberapa orang menggunakan Twitter untuk curhat, menceritakan perjalanan, atau memamerkan makanan apa yang dikudap. Tetapi tak demikian bagi Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Presiden Aliyev justru menggunakan media sosial, untuk menyatakan perang. Melalui akun @presidentaz, ia menyatakan Azerbaijan berada dalam keadaan perang dengan Armenia.
"The war is not over. Only the first stage of it is. But the second stage may start too," tulis Presiden Aliyev," seperti dimuat News.com.au, Jumat (8/8/2014).
Pengumuman perang dengan cara itu, disebut-sebut merupakan yang pertama kali terjadi.
Hubungan Azerbaijan dan Armenia memang diwarnai ketegangan sejak tahun 1988, terkait wilayah sengketa Nagorno-Karabakh --dua wilayah tersebut berpisah sejak hancurnya Uni Soviet. Konflik kedua negara itu diklaim telah menelan 30.000 jiwa.
Advertisement
Konflik tersebut sempat berhenti pada tahun 1994 dengan gencatan senjata. Namun peristiwa baru-baru ini diyakini bisa berujung pada aksi militer. Perang di depan mata.
Postingan pertama Aliyev menyusul serangan yang diluncurkan oleh pasukan Armenia dan menewaskan beberapa personel tentara Azerbaijan. Presiden Aliyev mengklaim, mereka akan melakukan pembalasan.
Lalu dilanjutkan dengan serangkaian tweet menggambarkan bagaimana perang antar kedua negara itu belum berakhir.
Presiden Aliyev memposting hampir 60 tweet dalam waktu singkat, terkait serangan yang akan dilakukannya. Dalam kicauannya, sang presiden mengindikasikan Azerbaijan ingin berperang, bukan berdamai dengan negara tetangga.
Penggunaan Twitter untuk mengumumkan situasi seperti politik penting menunjukkan betapa pentingnya platform media sosial. Namun, ada baiknya bukan permusuhan yang dikobarkan. (Ein)
Baca Juga:
5 Fakta Menarik Sang Pendiri Twitter, Jack Dorsey
E-Blusukan, Mendengar Keluhan Warga di Media Sosial ala Jokowi