Sukses

Mendebarkan, Tangan Pilot 'Copot' Saat Daratkan Pesawat

"Kapten telah memutus autopilot dan menerbangkan pesawat secara manual," jelas Badan Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB).

Liputan6.com, London - Adegan mendebarkan terjadi pada penerbangan maskapai Inggris, Flybe. Gara-garanya seorang pilot kehilangan kendali pesawat penumpang setelah lengan palsunya copot. Proses pendaratan berlangsung lumayan mengerikan.

Beruntung, seperti dilansir dari BBC, Kamis (14/8/2014), tidak ada yang terluka. Begitu pula dengan kondisi pesawat, tak ada yang rusak.

Penerbangan Flybe dari Birmingham itu mendekati Belfast City Airport dalam kondisi angin kencang pada tanggal 12 Februari. Di dalamnya ada 47 penumpang.

Sesaat sebelum mendaratkan pesawat jenis Dash 8, pilot berusia 46 tahun yang tak disebutkan identitasnya itu memastikan bahwa lengan kiri bawah prostetiknya, yang digunakan untuk mengendalikan kapal terbang, masih terpasang dengan baik.

"Kapten telah memutus sistem autopilot dan menerbangkan pesawat secara manual," jelas Badan Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB).

Namun tak diduga, insiden terjadi. Tiba-tiba saja lengan si pilot copot setelah melakukan gerakan pendaratan secara manual. "Lengan palsunya terlepas dari penjepit, membuatnya kehilangan kontrol pesawat," papar badan tersebut.

Saat itu, tak ada kesempatan untuk meminta bantuan kopilot untuk mengambil kendali. Tindakan terbaik adalah dengan memindahkan tangan kanan dari tuas listrik ke tombol -- untuk mendapatkan kembali kontrol atas pesawat tersebut.

AAIB melaporkan, sang kapten akan lebih berhati-hati dalam penerbangan ke depannya. Selain itu, kopilot juga akan diberitahu kondisi patnernya, agar siap untuk mengambil kendali setiap saat.

Keselamatan yang utama

Menanggapi insiden tersebut, Kapten Ian Baston, Direktur operasi dan keselamatan penerbangan direktur Flybe mengatakan, pihaknya memang mempekerjakan pilot yang menggunakan tangan palsu tersebut. Untuk memberikan kesempatan kerja yang sama pada setiap orang. Dengan pertimbangan yang matang.

Dia mengatakan, maskapai lain juga juga mempekerjakan staf dengan kemampuan fisik kurang.

Namun, ia memastikan, "Keselamatan penumpang dan awak kami adalah prioritas nomor satu atau yang utama bagi kami," kata Baston.

"Ini berarti Flybe tidak hanya mematuhi persyaratan ketat  Otoritas Penerbangan Sipil yang berkaitan dengan tenaga kerja atau staf dengan kemampuan fisik kurang, tetapi juga memastikan bahwa keselamatan tidak pernah terganggu," ucap Baston.

Lanjut Basaton, akan dilakukan penyelidikan internal menyusul insiden itu. Serangkaian pemeriksaan keamanan juga dilaksanakan, guna memastikan insiden serupa tak terulang lagi. (Ein)