Sukses

Diduga Lecehkan Penumpang, Pramugara Malaysia Airlines Ditangkap

Insiden terjadi dalam Penerbangan MH20 dari Kuala Lumpur menuju Paris, Prancis pada Senin 4 Agustus 2014.

Liputan6.com, Paris - Dua tragedi yang menimpa Malaysia Airlines, raibnya MH370 dan MH17 yang ditembak jatuh, membuat seorang perempuan Australia takut bukan main. Ia gelisah saat naik pesawat milik maskapai negeri jiran itu.

Saat itulah, seorang pramugara muncul untuk menenangkannya sepanjang perjalanan dalam Penerbangan MH20 dari Kuala Lumpur menuju Paris, Prancis, pada Senin 4 Agustus 2014. Alih-alih tenang, perempuan tersebut justru mengaku menjadi korban pelecehan seksual.

Usai pesawat mendarat di Bandara Internasional Charles de Gaulle, korban langsung melapor ke aparat.

Ia mengaku, awalnya menceritakan rasa takutnya pada awak kabin. Lalu, kata dia, kepala pramugara duduk di sebelahnya dan diduga melakukan pelecehan seksual dengan dalih 'menenangkannya'. Demikian ujar sumber yang dekat dengan penyelidikan di Prancis, menirukan pengakuan korban.

Pihak berwenang pun langsung bertindak menahan oknum pramugara itu.

Sementara itu, pihak Malaysia Airlines berjanji untuk memantau dan membantu penyelidikan yang dilakukan di Prancis. "Keselamatan, kenyamanan, dan kesejahteraan penumpang selalu menjadi prioritas tertinggi kami," demikian pernyataan pihak maskapai, seperti dimuat News.com.au, Jumat (15/8/2014).

"Malaysia Airlines menerapkan standar tertinggi dari perilaku awak pesawat dan menganggap setiap tuduhan yang diarahkan terkait itu dengan sangat serius."

Dua kecelakaan tragis menimpa Malaysia Airlines hanya dalam waktu 4 bulan. Pada 8 Maret 2014, Penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing menghilang di tengah jalan. Tak ada jejak dan petunjuk yang didapat sejauh ini terkait keberadaan Boeing 777-200 ER tersebut dan nasib 239 orang di dalamnya.

Sebagian besar penumpang dalam penerbangan tersebut adalah warga negara China.

Insiden tersebut menyebabkan tingginya jumlah pembatalan penerbangan dengan Malaysia Airlines dan reputasinya yang tercoreng, termasuk penurunan penjualan tiket sebesar 60% dari Tiongkok.

Lalu, pada 17 Juni 2014, pesawat Penerbangan MH17 ditembak jatuh saat melintasi wilayah timur Ukraina yang sedang bergolak. Sebanyak 298 orang di dalamnya dipastikan tewas.

Petaka belum berakhir, setelahnya pihak maskapai menghadapi kondisi keuangan sulit. (Yus)